Cetak Sejarah dalam Kunjungan Berisiko ke Irak, Paus Fransiskus: Rakyat Irak Menunggu
Paus Fransiskus keluar dari pesawat. (Wikimedia Commons/Korea.Net via Korean Culture and Information Service/Park Jun-soo)

Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus tiba di Irak, setelah penerbangan Alitalia yang membawanya bersama personil pengamanan dan 75 wartawan tiba di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Paus Fransiskus mencetak sejarah, di mana ini merupakan kunjungan kepausan pertama ke Irak. Paus diagendakan untuk melakukan pertemuan dengan pejabat politik dan agama di Irak.

Pada hari Jumat, Paus Fransiskus akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi dan Presiden Barham Salih. Dia kemudian akan bertemu dengan ulama dan pejabat lainnya di dua gereja Baghdad.

"Saya senang bisa melakukan perjalanan lagi. Ini adalah perjalann simbolik dan ini adalah tugas terhadap tanah yang telah menjadi martir selama bertahun-tahun," kata Paus Fransiskus di atas pesawat yang membawanya, melansir Reuters.

Kunjungan bersejarah ini nyaris batal, seiring dengan lonjakan kasus virus corona di Irak dalam beberapa pekan terakhir. Tak hanya itu, serangan roket yang terjadi beberapa kali dalam waktu berdekatan, juga menambah risiko. Namun, Paus tetap melanjutkan rencana kunjungannya, termasuk bertemu dengan komunitas Kristen kuno.  

"Untuk beberapa waktu saya ingin bertemu dengan orang-orang yang sangat menderita. Rakyat Irak sedang menunggu kami. Mereka menunggu St. Paus Yohanes Paulus II, yang tidak diizinkan datang," sebutnya Rabu lalu, merujuk pada pembatalan perjalanan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2000 silam.

"Rakyat tidak bisa dikecewakan untuk kedua kalinya. Mari kita berdoa semoga perjalanan ini bisa terlaksana dengan baik," sambungnya. 

Paus Fransiskus
Paus Fransiskus. (Wikimedia Commons/Zebra48bo)

Salah satu bagian penting dari rencana perjalanan Paus adalah kunjungan hari Sabtu ke Ayatollah Ali al-Sistani, seorang ulama Syiah yang dihormati secara luas. Sistani akan menerima Paus di kediamannya di kota suci Najaf, di selatan Baghdad.

Pertemuan kepausan dengan Sistani yang berusia 90 tahun - yang jarang terlihat di depan umum - dapat dilihat sebagai salah satu pertemuan puncak terpenting antara seorang Paus dan tokoh Muslim Syiah terkemuka.

Paus Fransiskus telah bertemu dengan ulama Sunni terkemuka Imam Besar Sheikh Ahmed al-Tayeb pada beberapa kesempatan, yang terkenal ikut menandatangani dokumen 2019 yang menjanjikan "persaudaraan manusia" antara agama-agama dunia.

Pertemuan dengan Sistani diharapkan oleh sebagian orang sebagai komponen Muslim Syiah dalam upaya Paus untuk meningkatkan hubungan antaragama.

Paus juga dijadwalkan mengunjungi beberapa daerah Irak dan kota-kota yang terkait dengan Alkitab, seperti dataran Ur, yang dianggap sebagai tempat kelahiran Abraham.

Dia diyakini telah lama ingin pergi ke Irak, yang sangat penting dalam Alkitab, dan minoritas Kristennya yang semakin berkurang telah sangat menderita karena siklus kekerasan yang panjang di negara itu.

Dianggap sebagai salah satu komunitas Kristen tertua di dunia, sebelum invasi AS tahun 2003, terdapat 1,5 juta orang Kristen di Irak. Sekitar 80 persen dari mereka telah melarikan diri, menurut ulama Kristen terkemuka di sana.

Masyarakat minoritas Kristen, yang menjadi sasaran serangan berulang oleh ekstremis, mengatakan mereka berharap kunjungan kepausan akan menggarisbawahi pengabaian yang mereka rasa telah mereka alami dari otoritas Irak.

Tak hanya minoritas, mayoritas Muslim juga mengharapkan kedatangan Paus bisa membawa perubahan dan kebaikan bagi Irak. Mereka dengan lantang mengeluh tentang korupsi dan kesalahan manajemen pemerintah, juga menaruh harapan mereka pada perjalanan Paus kali ini.

"Negara membutuhkan layanan, keamanan dan perdamaian. (Paus) tidak dapat memberi kami hal-hal ini, tetapi kami memintanya untuk memanggil kepemimpinan dan partai-partai untuk hal-hal ini," harap warga Muslim bernama Mohammed Jassem

"Kami meminta dia untuk mempersatukan negeri ini. Negara membutuhkan persatuan dan kami berharap dia bisa membawa kami ini