Bagikan:

JAKARTA - Belasan ribu pendatang baru diprediksi masuk ke Jakarta dengan mayoritas tujuan mencari pekerjaan. Padahal, tidak ada jaminan para pendatang baru tersebut bisa mendapat mata pencaharian.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu meminta Pemprov DKI Jakarta mengedukasi para pendatang baru untuk memahami bahwa peluang kerja di Jakarta sudah sangat minim. Terlebih, jika mereka tak memiliki keahlian khusus.

“Daripada (Pemprov DKI) melakukan operasi yustisi, lebih baik melakukan edukasi dan publikasi bahwa peluang kerja di Jakarta saat ini memang minim,” kata Simon dalam keterangannya, Jumat, 19 April.

Untuk mencegah timbulnya masalah baru dari kehadiran pendatang, menurut Simon, Pemprov DKI juga perlu menggencarkan sosialisasi mengenai potensi kerja sama dengan daerah luar Jakarta.

Cara itu dinilai bisa menjadi salah satu strategi mengurangi minat orang datang ke Jakarta.

“Perlu dipublikasikan terkait potensi ekonomi yang menjadi kebutuhan warga Jakarta yang bisa di supply dari daerah, seperti kebutuhan akan hasil pertanian atau perikanan. Ini memberi peluang usaha bagi warga luar Jakarta, daripada mereka mesti merantau ke Jakarta,” urai Simon.

Sebelumnya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang baru yang masuk ke Jakarta usai lebaran sekitar 10 ribu hingga 15 ribu orang.

Namun, tren jumlah pendatang pascalebaran pada tahun ini menurun dari empat tahun terakhir. Pada tahun 2020, jumlah pendatang baru mencapai 24.043 orang.

Lalu pada 2021, jumlah pendatang sebanyak 20.046 orang. Angka pendatang sempat meningkat pada tahun 2022 sebanyak 27.478. Lalu, pada tahun 2023, pendatang masuk Jakarta sebanyak 25.918 orang.