Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau publik agar menerapkan social distancing atau menjaga jarak antar individu demi mencegah sebaran virus corona atau COVID-19. Namun, imbauan itu justru dilanggar Menteri Kesehatannya sendiri, Terawan Agus Putranto.

Dalam sebuah konferensi pers, di hadapan mata kamera dan publik Tanah Air, Terawan terlihat berjabat tangan dengan pasien COVID-19 yang baru dinyatakan sembuh. Bukan apa-apa. Dalam kondisi ini, banyak pihak --bahkan Terawan sendiri-- mengimbau agar mengurangi sentuhan fisik.

Lagipula, beberapa kasus menunjukkan orang-orang yang sembuh dari COVID-19 masih memiliki potensi tertular kembali. Karenanya, penting untuk menjaga setiap mereka yang sembuh dari COVID-19 dari infeksi.

Di Indonesia, jumlah pasien positif COVID-19 terus bertambah. Per 16 Maret, jumlah kasus bertambah 17, sehingga totalnya sekarang sudah mencapai 134 orang. Sementara, yang meninggal tercatat lima orang, lebih sedikit dari mereka yang sembuh dengan angka delapan orang.

Terkait kondisi ini, Jokowi menyebut social distancing sebagai salah satu upaya penting untuk menghentikan penyebaran COVID-19. "Yang paling penting, social distancing, bagaimana menjaga jarak," kata Jokowi dalam konferensi persnya di Istana Bogor, 15 Maret.

Dilanggar Terawan

Imbauan Jokowi justru diabaikan menterinya sendiri, Terawan. Kemarin, dalam konferensi persnya, ia malah terlihat menyalami pasien COVID-19 dengan nomor kasus 1, 2 dan 3 yang baru saja sembuh. Selain itu, ia juga berinisiatif memberikan jamu kepada mereka. 

"Untuk itu, saya kesini sekalian membawakan oleh-oleh, buah tangan dari Bapak Presiden untuk bekal pasien 1, 2, 3 yang sudah sehat ... Berupa jamu," kata Terawan.

 

Dalam prosesi itu, terlihat Terawan memegang botol minum berwarna perak berisi jamu yang hendak diberikan kepada mantan pasien COVID-19. Saat memberikan botol itu, tak ada jarak antara Terawan dan ketiga mantan pasien tersebut. 

"Untuk itu saya akan berikan dua buah (botol) untuk bertiga, karena (kalian) satu rumah kan," kata Terawan. 

Apa yang dilakukan Terawan jelas tak mencerminkan imbauan dari pemerintah sendiri ihwal social distancing. Padahal, hal itu termaktub dalam Surat Edaran Nomor 202 Tahun 2020 tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri Dalam Penanganan Covid-19 Kementerian Kesehatan.

Dalam protokol itu, dijelaskan cara melakukan pencegahan COVID-19. Selain mencuci tangan dan menutup mulut dan hidung saat sedang batuk dan bersin, kita diimbau menjaga jarak sosial setidaknya satu meter dengan orang lain.

"Terutama dengan mereka yang batuk, bersin, dan demam," tertulis.

Selain itu, Terawan juga bersinggungan dengan pasien COVID-19 yang baru sembuh. Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, mereka yang baru sembuh masih bisa terinfeksi COVID-19 kembali.

Hal itu dijelaskan oleh Direktur Jenderal nya sendiri yakni Tedros Adhanom. Mengutip akun Twitter resmi WHO, Adhanom mengatakan: Orang yang terinfeksi COVID-19 masih bisa terinfeksi kembali setelah mereka berhenti merasa sakit. Jadi, pengecekan (pasien sembuh) masih harus dilanjutkan paling tidak dua minggu setelah gejala menghilang.

Selain itu, Adhanom juga menegaskan orang yang hendak mengunjungi pasien yang telah sembuh ini sebaiknya tidak diizinkan. "Pengunjung tidak diperbolehkan sampai periode tersebut selesai," katanya.