Bagikan:

JAKARTA - Kemenangan pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dianggap sebagai ancaman bagi anak muda idealis. Keduanya ditegaskan bukan representasi dan harapan anak muda.

Hal ini disampaikan eks Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang dan Ketua BEM Universitas Paramadina Afiq Naufal dalam podcast eks Pimpinan KPK Abraham Samad, ‘Speak Up’.

Melki menyoroti Gibran yang berusia muda tapi dianggap tak menghargai konstitusi dan tak melindungi demokrasi. Katanya, anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menutup peluang bagi orang yang tak punya privilese.

“Prabowo-Gibran telah menutup pintu bagi semua anak muda yang ingin hadir di jabatan publik karena politik dinasti dan nepotisme, yang dipraktikkan tidak menghargai jatah orang miskin untuk menjadi pemimpin dan menghalangi orang susah untuk menjadi penguasa,” kata Melki seperti dikutip pada Jumat, 12 April.

Gibran dinilai bisa merepresentasikan anak muda kalau dia berusaha sendiri untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres), ungkap Melki. “Tanpa mengubah konstitusi, tanpa mengacak-acak hukum dan konsep negara yang baik,” tegasnya.

“Ini kecurangan paling utama dan pertama dan membuat generasi muda hari ini percaya bahwa politik itu adalah barang kotor yang bisa mengubah hukum, konstitusi, mengenyampingkan etik hanya untuk mendapat kekuasaan,” sambung Melki.

Sementara itu, Afiq menyebut anak muda menganggap Gibran hanya kepanjangan tangan dari Jokowi. Sebab, keinginan eks Gubernur DKI Jakarta itu untuk berkuasa lebih dari dua periode sudah pernah ditolak oleh mahasiswa dan masyarakat sipil.

Dia juga menambahkan praktik melanggengkan kekuasaan yang dilakukan Jokowi lebih brutal daripada presiden sebelumnya. Sebab, eks Wali Kota Solo itu terkesan tak menghormati konstitusi dengan berbagai upaya.

“Kalau lihat sejarah Soekarno ke anaknya, Soeharto ke anaknya, Habibie dan ke anaknya semua proses kurang lebih menghormati konstitusi dan HAM anaknya, tapi hari ini semua dilanggengkan,” pungkas Afiq.