Kapal Pembawa Bantuan Kembali ke Siprus Usai Serangan Udara Israel yang Menewaskan Tujuh Pekerja Kemanusiaan
Pengiriman bantuan kedua oleh WCK ke Gaza. (Twitter/@WCKitchen)

Bagikan:

JAKARTA - Kapal pembawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza lewat laut kembali ke Siprus, setelah Israel membunuh tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen (WCK), kata para pejabat Siprus pada Hari Selasa, dengan badan amal yang berbasis di Amerika Serikat itu mengatakan akan menghentikan sementara aktivitasnya di wilayah kantong Palestina.

Staf World Central Kitchen (WCK) baru saja menurunkan 100 ton bantuan makanan dari sebuah tongkang yang berlayar dari Siprus, ketika Israel menyerang konvoi kendaraan mereka pada Senin malam melalui serangan udara.

Tongkang tersebut merupakan bagian dari armada empat kapal yang berlayar dari Larnaca, Siprus, pada tanggal 30 Maret. Kapal lain yang masih memuat 240 ton makanan, Jennifer, sedang menuju kembali ke Siprus pada Hari Selasa bersama tongkang kosong, sebuah kapal penyelamat dan kapal tunda setelah WCK menghentikan operasinya.

"Mereka hanya berhasil menurunkan muatan tongkang," kata seorang pejabat Siprus kepada Reuters, seperti dikutip 3 April.

"Sepertiga (kargo bantuan) telah dikirim, dan dua pertiganya akan kembali," lanjutnya.

Menteri Luar Negeri Siprus Constantinos Kombos, yang mengatakan pihak berwenang Siprus telah menghubungi WCK, mengatakan serangan itu terjadi 12 km (7 mil) dari lokasi pendaratan bantuan, sebuah dermaga darurat yang dibuat oleh badan amal tersebut.

Para pekerja bantuan baru saja mengakhiri shift di tengah proses pembongkaran, yang seharusnya dilanjutkan pada Selasa pagi, kata menteri Siprus.

"Ini adalah sesuatu yang kini telah dibekukan dan sejak WCK mengumumkannya – mereka akan meninggalkan daerah tersebut untuk kembali, berkumpul kembali dan melihat serta menilai apa langkah selanjutnya," kata Kombos.

Serangan Hari Senin itu merupakan kemunduran serius dalam upaya mempercepat bantuan ke Gaza, di mana badan-badan internasional mengatakan banyak orang berada di ambang kelaparan akibat serangan Israel, yang telah menewaskan lebih dari 32.000 orang.

Israel mengatakan serangan itu "tragis" dan tidak disengaja, mengakui adanya kesalahan identifikasi. Sementara, WCK mengatakan pihaknya telah mengoordinasikan perjalanan mereka dengan militer Israel, dengan dua mobil lapis baja dihiasi logo badan amal tersebut.

Uni Emirat Arab, yang selama ini menjadi penyandang dana utama bagi upaya bantuan WCK melalui koridor maritim, mengatakan pihaknya menghentikan upaya bantuan kemanusiaan melalui saluran tersebut sambil menunggu jaminan keamanan lebih lanjut dan penyelidikan penuh, kata seorang pejabat UEA.

"Peristiwa tragis ini tidak boleh membuat kita patah semangat. Kita harus melipatgandakan upaya untuk menyalurkan bantuan ke Gaza," ujar Presiden Siprus Nikos Christodoulides setelah pertemuan dengan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola.

Diketahui, WCK telah aktif di Gaza sejak Oktober, membawa makanan melalui jalur darat dan juga berpartisipasi dalam pengiriman udara.

Pada Bulan Maret, badan tersebut meluncurkan koridor laut perdana yang mengangkut bantuan ke wilayah kantong tersebut dari Siprus.