Bagikan:

JAKARTA - Pendanaan pembangunan infrastruktur transportasi melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia. SWF menjadi alternatif pendanaan di luar anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang terbatas. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan infrastruktur termasuk transportasi masih menjadi prioritas pemerintah.

Namun demikian, kebutuhan pembiayaannya tidak bisa hanya mengandalkan APBN. Karena itu, alternatif skema pendanaan pembangunan infrastruktur seperti SWF ini sangat diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada APBN. 

Menhub Budi mengatakan terbentuknya SWF Indonesia yang diberi nama Indonesia Investment Authority (INA) menjadi inovasi yang luar biasa untuk menjamin kepastian bagi para investor dan mencegah terjadinya informasi yang salah. Hal ini menyebabkan mahalnya biaya investasi di Indonesia. 

"Untuk merespons peluang ini. Saya meminta jajaran Kemenhub untuk mengenal dan mempelajari SWF lebih dalam untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia," katanya, dalam webinar di Jakarta, Rabu, 3 Maret. 

Budi Karya mengaku sudah memiliki daftar panjang proyek-proyek yang bisa dibiayai oleh INA. Deretan proyek ini, dikatakan Budi adalah yang memiliki dampak besar bagi masyarakat dan berpotensi memberikan imbal hasil yang menarik. Akan tetapi, anggaran pemerintah tidak cukup untuk membiayai. 

“Ini untuk mendukung percepatan pembangunan strategis di sektor transportasi. Kementerian Perhubungan untuk SWF telah siapkan proyek berpotensi yang perlu dibangun dan tidak bisa mengandalkan APBN murni," tuturnya.

Pertama, proyek yang akan ditawarkannya berasal dari sektor transportasi pelabuhan. Di antaranya Pelabuhan Laut Garongkong di Sulawesi Selatan, Pelabuhan Laut di Ambon hingga Palembang. 

"Seperti Pelabuhan Garonggong Sulsel, Pelabuhan Baru di Ambon dan Palembang sekarang sedang FS (feasibilty studies) kita kembangkan sebagai proyek solicited," ucapnya. 

Kedua, berasal dari proyek transportasi udara, di antaranya Bandar Udara di Fakfak dan Manokwari, Papua, Bandar Udara di Mentawai, Sumatera Barat hingga Mandailing Natal, Sumatera Utara. 

"Di Aceh, di Pulau Banggai Sulawesi Tengah, di Pulau Sabu Raijua NTT yang katanya di sana pulau terindah di dunia kita bangun juga Seaplane di Ambon dan Kangean, Bandara Weda dan Bandara Taufiq Kiemas," tuturnya. 

Kemudian, Kementerian Perhubungan akan menawarkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) di Bali, Medan, Bandung, Makassar maupun Surabaya. 

"LRT dan MRT di Bali, Medan, Bandung, Makassar, Surabaya. Terminal bus di seluruh kota besar," jelasnya. 

SWF merupakan lembaga yang mengelola aset finansial negara atau fund manager yang dibentuk oleh pemerintah sebagai kendaraan investasi milik negara untuk tujuan investasi berjangka panjang dan berisiko rendah di berbagai bidang, termasuk real estate dan infrastruktur. 

SWF Indonesia atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) terwujud dengan nama Indonesia Investment Authority (INA) dan jajaran direksinya telah disahkan Presiden RI Joko Widodo pada 16 Februari 2021. 

INA merupakan amanat UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja beserta aturan-aturan turunannya seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi (LPI). 

LPI merupakan lembaga yang diberi sejumlah kewenangan khusus (sui geneis) dalam rangka pengelolaan investasi pemerintah pusat dan bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola secara jangka panjang dalam rangka mendukung pembangunan secara berkelanjutan (Pasal 5 PP 47/2020). 

Berdasarkan data SWF di dunia terdapat 5 SWF terbesar yaitu Norway Government Pension Fund Global, China Investment Corporation, Hongkong Monetary Authority Investment Portfolio, Abu Dhabi Investment Authority, dan Kuwait Investment Authority.