JAKARTA - Otoritas Seoul berencana menetapkan tanggal 14 Juli sebagai hari nasional untuk menghormati pengungsi Korea Utara. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran mengenai masalah hak asasi manusia di Korea Utara.
Berbicara pada pertemuan Komite Kepresidenan untuk Kohesi Nasional bulan lalu, Menteri Unifikasi Kim Yung-ho mengatakan hari itu akan dirayakan sebagai hari simbolis bagi persatuan bangsa dan harapan bagi persatuan damai dengan Korea Utara.
Sebagai bagian dari proyek bagi para pencari kebebasan dari Korea Utara, kementerian juga berencana untuk mendirikan sebuah tugu peringatan untuk menghormati mereka yang meninggal saat mencoba melarikan diri dari rezim tersebut, tambah Kim.
"Banyak warga Korea Utara yang melarikan diri yang kami temui untuk proyek ini menyarankan perlunya memperingati para korban yang tidak berhasil lolos, dengan mengatakan bahwa mereka hanya beruntung bisa bertahan hidup," kata seorang pejabat kepada wartawan, dikutip dari The Korea Times 20 Maret.
Jika semuanya berjalan sesuai jadwal, kementerian akan menyelesaikan pekerjaan administratif yang diperlukan untuk menetapkan hari nasional dalam beberapa bulan mendatang, sebelum mengadakan acara publik untuk perayaan perdananya pada musim panas ini.
Mereka berencana untuk segera melakukan hal tersebut melalui perintah eksekutif terlebih dahulu sebelum meminta persetujuan Majelis Nasional, yang bisa memakan waktu lama, kata para pejabat.
Pengumuman ini mengikuti arahan Presiden Yoon Suk-yeol sekitar dua bulan lalu, untuk menetapkan hari nasional yang bertujuan membantu pelarian Korea Utara beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. Arahan ini dibuat dalam rapat Kabinet pada 16 Januari.
Sedangkan bulan sebelumnya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan ia akan berhenti melakukan unifikasi damai dengan Korea Selatan.
Pejabat kementerian mengatakan salah satu tujuan proyek ini adalah untuk melawan pesan Pemimpin Kim, dengan mempromosikan bahwa Semenanjung Korea suatu hari nanti harus bersatu secara damai demi seluruh rakyat Korea.
Salah satu pertimbangan utama mengenai proyek ini adalah, menentukan hari yang paling tepat untuk melambangkan signifikansinya. Usulannya antara lain tanggal 5 Februari yang mewakili 25 juta orang yang tinggal di Korea Utara, dan tanggal 1 Februari yang melambangkan penyatuan dua entitas berbeda menjadi satu negara.
BACA JUGA:
Akhirnya, tanggal 14 Juli dipilih karena merupakan hari di mana undang-undang pertama Korea Selatan dirancang untuk melindungi dan mendukung pelarian Korea Utara mulai berlaku pada tahun 1997.
Para pejabat mengatakan mereka sampai pada kesimpulan tersebut, setelah berbicara dengan perwakilan dari banyak kelompok pembelot Korea Utara.
Nama resmi bahasa Inggris untuk hari itu belum ditentukan. Para pejabat mengatakan mereka akan berkonsultasi dengan kementerian lain dan kelompok hak asasi manusia mengenai masalah ini sebelum mengambil keputusan.