JAKARTA - Sudah 70 tahun sejak Hyun Mi, yang ketika itu berusia 13 tahun melarikan diri dari pertempuran di semenanjung Korea dalam Perang Korea pada tahun 1950-an. Kala itu Hyun Mi lari bersama orang tua dan lima saudara kandungnya.
Sejak saat itu Hyun Mi dan keluarganya berada di Korea Selatan. Ia tak pernah lagi bertemu saudara dan melihat rumah atau lokasi tempat tinggalnya di masa kecil. Apa yang dialami Hyun Mi juga dialami ribuan warga Korea Utara ketika itu.
"Saya pikir itu akan menjadi seminggu, tetapi itu menjadi 70 tahun. Banyak wanita dari Korea Utara tetap tinggal, sementara pria dan anak-anak melarikan diri agar tidak dibunuh oleh tentara China," kenang Hyun Mi seperti melansir CNN, Senin, 4 Januari.
Angan Hyun Mi untuk dapat berkumpul dengan keluarga dan kembali ke rumah tempat tinggal mereka sempat muncul saat perang mereda dan terjadi kesepakatan damai dua Korea. Sayang, pasca-perdamaian, Korea Utara dan Korea Selatan membuat perbatasan yang ketat dan hampir tidak bisa ditembus.
Akibatnya, banyak keluarga di Korea Utara yang terpisah selama puluhan tahun. Kebijakan untuk mengizinkan keluarga terpilih bertemu dan melakukan reuni singkat bukan jalan keluar menyatukan kembali keluarga-keluarga yang terpisah.
Teknologi VR
Berangkat dari pengalaman Hyun Mi yang merupakan penyanyi terkenal di Negeri Ginseng, Kementerian Unifikasi Korea Selatan, lewat Palang Merah Korea Selatan membuat proyek yang 'menghubungkan' kembali para pengungsi dengan kampung halamannya.
Menggandeng perusahaan virtual reality (VR), Tekton Space yang berbasis di Seoul, Palang Merah Korea Selatan sukses membuat pengalaman VR untuk pengungsi Korea Utara. Hyun Mi adalah pengungsi pertama yang melakukan tur virtual ke kampung halamannya.
"Saya berhasil sampai ke Korea Utara dan merasa tidak bisa berhenti menangis," tutur Hyun Mi.
BACA JUGA:
Kepala Eksekutif Tekton Space Ahn Hyo-jin menuturkan, perusahaannya mewawancari Hyun Mi untuk mengingat momen-momen indah dari masa kecilnya. Seorang desainer membuat sketsa yang digambarkannya, untuk kemudian dicocokkan dengan Hyun Mi sebelum diubah menjadi desain tiga dimensi (3D).
"Ada banyak pengungsi di Korea dan semuanya ingin mengunjungi kampung halaman mereka tetapi tidak bisa karena keadaan. Tidak mudah untuk membuat ulang tempat-tempat di Korea Utara yang tertutup," kata Ahn.
Ahn berharap pengalaman Hyun Mi adalah permulaan yang baik untuk mewujudkan impian para pengungsi Korea Utara lainnya. Meski tidak ada data resmi, namun Kementerian Unifikasi Korea Selatan mencatat ada 133 ribu pengungsi yang mendaftar untuk bertemu keluarga mereka sejak tahun 1988.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan pun tampaknya serius untuk mengembangkan proyek ini, dengan membuat model wilayah dari pengungsi Korea Utara lainnya. kendati, tidak mungkin juga membuat proyek pesenan sesuai keinginan setiap pengungsi.