Bagikan:

JAKARTA - Aksi Diam Serentak yang dilakukan elemen masyarakat dari Dewan Selamatkan Kedaulatan Indonesia (Desak-In), dibubarkan secara paksa oleh sekelompok pria tak dikenal dengan pakaian bebas di kawasan Patung Kuda, Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 18 Maret.

Kelompok pria tersebut mengaku sebagai anggota dan merampas paksa alat peraga seperti kardus berbentuk kotak berukuran 30x30 cm dengan berbagai tulisan tuntutan aksi.

Diketahui, aksi massa menuntut netralitas BIN dalam proses Pemilu 2024 dan mendesak pencopotan Kepala BIN atas dugaan tindakan ketidaknetralan dalam proses Pemilu 2024.

Berdasarkan keterangan resmi, ada 6 poin tuntutan. Tuntutan pertama, yakni terkait penggantian Kepala BIN Budi Gunawan oleh Presiden Joko Widodo.

Kedua, kepastian BIN tetap netral dan fokus pada tugasnya menjaga keamanan dan stabilitas negara. Ketiga, pembatasan keterlibatan BIN dalam urusan politik internal, seperti dukungan terhadap partai politik atau kandidat tertentu.

Pemastian keseimbangan dalam pengumpulan informasi dan penyediaan analisis yang obyektif tanpa adanya bias terhadap kelompok atau kepentingan tertentu.

Kemudian, penegakan kerahasiaan informasi yang diperoleh BIN dan pencegahan penyalahgunaan data dan jabatan untuk kepentingan politik atau pribadi.

Selanjutnya, peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam operasi dan kegiatan BIN untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.

Aksi itu juga menyuarakan isu netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam konteks Pemilu 2024 yang menyoroti pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme dalam pemerintahan.

Sebagai pilar utama dalam melayani masyarakat, ASN diharapkan dapat menjalankan tugasnya tanpa adanya campur tangan politik yang mengancam netralitasnya.