Bagikan:

JAKARTA - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Hinca Panjaitan meminta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuktikan klaimnya yang menyebut perolehan suara Paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD tembus 33 persen dalam audit forensik internal atas Sirekap KPU. Sehingga seharusnya Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.

Hinca mengaku bingung bagaimana cara internal pihaknya mengaudit forensik penghitungan suara melalui jarak jauh. Dia menilai, pernyataan Hasto tersebut tidak pas.

"Kita hormati itu, cuma kita bingung bagaimana mungkin orang dari luar mengaudit forensik, emang barang-barang kau, begitu. Jadi mungkin Hasto harus jelasin juga cemana cara audit forensik dari nun jauh di sana. Saya merasa bahwa kurang pas lah itu," ujar Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret.

Kemudian, lanjut Hinca, tim saksi dari kubu 03 juga komplit dan tidak keberatan dengan hasil di lapangan. Meski begitu, Hinca menghormati sikap Hasto yang tak percaya dengan hasil yang diberikan para saksinya.

Komandan Tim Hukum dan Advokasi TKM Prabowo-Gibran itu pun meminta Hasto membuktikan klaimnya tersebut. Dia mengingatkan, jika Hasto terus bicara tapi tak ada bukti maka aura sebagai politisi akan hilang.

"Ya kami minta Hasto, kau buktikan sajalah seluruh ucapanmu dari yang kemarin sampai nanti itu kita hadapi sama-sama di ruang dan tempat yang terhormat. Jangan di luar lah koar koar, kan ada tempat yang disediakan untuk itu," kata Hinca.

"Kan kadang saya suka bercanda itu, ayam berkokok tanda bertelur. Jadi kalau saya dari sisi mereka, tenang saja diem di situ baru lakukan pada waktunya. Tapi kalo tiap hari koar-koar, tiap hari ketahuan, saya merasa kok kehilangan aura politiknya, jadi hilang nilai yang disampaikan, tapi kami siap," pungkas Hinca.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa pakar teknologi informasi (IT) internal PDIP sudah mengaudit forensik Sirekap milik KPU. Hasil audit itu diketahui perolehan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mencapai 33 persen, bukan 16 persen seperti yang tampil di Sirekap.

Menurut Hasto, audit forensik Sirekap KPU dilakukan pakar IT PDIP pada 16 Februari 2024 atau 2 hari setelah pelaksanaan pemungutan suara pada 14 Februari 2024.

Hasto mengatakan dari audit itu diketahui terdapat Json Script yang dipasang di Sirekap untuk mengunci perolehan suara Ganjar-Mahfud di angka 16 persen.

"Sesuai hasil temuan audit forensik kami atas Sirekap KPU, ternyata dipasang Json Script yang mengunci perolehan suara Ganjar-Mahfud, padahal ketika ahli IT ini melakukan normalisasi terhadap Json Script pada tanggal 16 Februari jam 2 pagi itu, perolehan Ganjar-Mahfud 33 persen dan Prabowo-Gibran 43 persen," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya pada wartawan, Minggu, 17 Maret.