Bagikan:

JAKARTA - Ketua badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Rafael Mariano Grossi pada kunjungannya ke Jepang menekankan pentingnya transparansi penuh dalam pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Daiichi di Fukushima ke Samudra Pasifik.

Grossi, saat berbicara di NHK menegaskan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) secara mandiri mengawasi keamanan air limbah, dan menegaskan kembali pembuangan air limbah radioaktif ke Samudera Pasifik yang dimulai pemerintah Jepang dan perusahaan pengelolanya pada Agustus 2023, telah memenuhi standar keselamatan internasional.

Mengacu pada sikap terhadap negara-negara, seperti China, yang menentang pembuangan air limbah atau negara-negara yang menyatakan keprihatinan mereka terhadap situasi tersebut.

Grossi menekankan "dialog yang dapat menghilangkan kekhawatiran" sedang berlangsung dan ia “menerima kesan bahwa negara-negara ini secara bertahap memahami situasinya."

Menyoroti "misinformasi dan kebingungan" mengenai pembuangan air limbah, Grossi mengatakan "transparansi penuh" satu-satunya penawar dalam proses ini, dan menambahkan bahwa IAEA akan membagikan data ilmiah dengan negara-negara untuk "meningkatkan pemahaman".

Sementara dalam pertemuannya dengan Sekretaris Kabinet Jepang Hayashi Yoshimasa sebagai bagian dari kunjungannya ke Tokyo, Grossi setuju untuk melanjutkan kerjasama bilateral tentang penilaian air limbah radioaktif.

Yoshimasa, pada bagiannya, mencatat mereka "menganggap penting" IAEA mengawasi pembuangan air limbah, dan Jepang "ingin terus bekerja sama" dengan organisasi internasional tersebut "sampai tetes terakhir dibuang."

Delegasi pimpinan Grossi akan mengunjungi PLTN Daiichi di Fukushima pekan ini untuk melakukan peninjauan di tempat.

Menurut operator PLTN Tokyo Electric Power (TEPCO), fase keempat pembuangan air limbah olahan telah dimulai bulan lalu.

Sementara fase pertama selesai pada 24 Agustus hingga 11 September, fase kedua pada 5-23 Oktober, dan ketiga pada 2-20 November tahun lalu.

Melalui proses pembuangan air limbah empat tahap, total 31.200 ton air limbah akan dibuang dari PLTN pada akhir bulan ini.

TEPCO mulai membuang air limbah radioaktif dari pembangkit listrik pada Agustus 2023. Air limbah dibuang sejauh 1 kilometer di lepas pantai melalui terowongan bawah laut.

Zat radioaktif yang terbentuk dalam air murni, yang berfungsi untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik, telah terurai, kecuali tritium yang melalui Sistem Pemrosesan Cairan Tingkat Lanjut.

Dalam laporan akhirnya pada Juli 2023, IAEA menyatakan rencana pembuangan air limbah Jepang telah sesuai dengan standar keselamatan.

Pelelehan nuklir yang disebabkan oleh gempa bumi bermagnitudo 9 dan tsunami setelahnya di Jepang pada 2011 pada reaktor pembangkit listrik telah dilepaskan ke udara sehingga area di sekitar pembangkit listrik ditetapkan sebagai zona evakuasi.