Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah menetapkan awal bulan Ramadan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Dimulainya waktu berpuasa yang ditetapkan pemerintah berbeda dengan Muhammadiyah yang mulai berpuasa pada Senin, 11 Maret esok hari.

Menteri Agama Yaqut Cholil Choumas memandang perbedaan awal berpuasa merupakan hal yang biasa terjadi. Namun, Yaqut meminta masyarakat tetap menerapkan nilai toleransi antarsesama.

"Saat ini kita ketahui ada beberapa perbedaan dan itu lumrah saja. Namun, kita harus tetap menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sehingga tercipta suasana yang kondusif," kata Yaqut dalam konferensi pers yang ditayangkan Youtube Kemenag RI, Minggu, 10 Maret.

Yaqut pun berharap masyarakat pemeluk agama Islam bisa menjalankan ibadah puasa di bulan suci dengan khusyuk.

"Tentu kita berharap, mudah-mudahan dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam di indonesia dapat menjalankan ibadah puasa dengan kekhusyukan," jelasnya.

 

Sebagai informasi, hasil sidang isbat penentuan awal Ramadan ini diambil sesudah adanya laporan pada 134 titik di berbagai wilayah Indonesia yang menyaksikan hilal.

Yaqut menjelaskan, berdasarkan pengamatan tim, ketinggian hilal di seluruh Indonesia pada posisi -0 derajat 20,2 menit sampai dengan 0 derajat 52,09 menit. Lalu, sudut elongasi 2 derajat 14,78 menit hingga 2 derajat 41,84 menit.

Sementara, berdasarkan kriteria baru yang disepakati Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), awal bulan Ramadan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

"Berdasarkan hisab, posisi hilal di beebrapa darah di indonesia sudah di atas ufuk, dan tidak memenuhi kriteria mabims baru serta ketiadaan laporan melihat hilal," ucap Yaqut.