Bagikan:

DEMAK - Di tengah cuaca tak menentu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah berhasil panen raya. Hal tersebut disampaikan Kementrian Pertanian (Kementan) dalam sebuah kesempatan.

Melansir Antara, sekitar 560 ribu ton gabah kering dari luasan lahan mencapai 48.791 hektare telah dipetik hasilnya.

"Di Demak, petani berhasil memanen padi di lahan puluhan ribu hektare atau sekitar 560 ribu ton gabah kering. Meski sedikit terkendala panen di awal masa panen karena banjir," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Menurut Suwandi, dengan adanya panen raya padi di Kabupaten Demak seluas 48.791 hektare membuat harga gabah turun.

Ia mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Demak yang terus mengawal jalannya pertanian di wilayah mereka dengan baik sehingga bisa melakukan panen mencapai 560 ribu ton gabah kering.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Bapak Amran Sulaiman, sektor pertanian beras harus menjadi fokus utama dalam memenuhi kebutuhan pangan di wilayah. Alhamdulillah ini berjalan sesuai dengan arahan pak Mentan, untuk fokus memantau perkembangan tanaman pertanian padi di wilayah," kata dia.

Suwandi memaparkan, di Kabupaten Demak, pemerintah setempat sudah berhasil mengawal dan memastikan pertanian padi berjalan dengan baik.

Ia mengatakan, saat Kabupaten Demak, Grobogan dan Kudus terkena musibah banjir pada awal Februari 2024, Kementerian Pertanian memberikan bantuan combine harvester 10 unit di Demak, 10 unit di Grobogan dan lima unit di Kudus dikelola sebagai brigade panen.

Ia menilai, progres masa panen yang sedang dilakukan oleh petani di Kabupaten Demak, akan membantu menekan tingginya harga beras daerah tersebut.

"Ini tentu akan menstabilisasi harga beras di wilayah dan juga membantu kebutuhan pangan secara nasional," kata dia.

Suwandi mengatakan sesuai data BPS, secara nasional pada Maret hingga April memasuki panen raya dengan potensi menghasilkan 8,5 juta ton beras.

"Ini menjadi momentum baik untuk diserap dan sebagian dijadikan stok, langkah antisipasi telah dilakukan penanganan panen dan pascapanen di saat musim hujan dan gerakkan setelah dipanen untuk segera diolah tanah dan ditanami lagi guna mengejar air,” ucap Suwandi.

Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah mengungkapkan bahwa luas lahan tanaman padi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang dipanen mencapai 19.710 hektare atau setara 40,39 persen dari total lahan tanaman padi seluas 48.791 hektar hingga bulan Maret.

"Dari 40,39 persen luas lahan yang dipanen jumlah produksinya berkisar 151.000 ton gabah kering panen," tambahnya.

Ia memperkirakan semua lahan tanaman padi di Kabupaten Demak selesai dipanen pada bulan April 2024.

Dia mengatakan jika semua lahan tanaman padi seluas 48.791 hektare pada musim tanam pertama ini dipanen, maka total produksinya berkisar 560.000 ton gabah kering panen.

Dampak banjir yang terjadi pada Februari 2024, kata Eisti'anah, memang sangat berdampak karena tercatat 3.280 hektare tanaman padi siap panen mengalami puso.

"Padahal ada yang mau dipanen dalam waktu sepekan, namun tergenang banjir," ujar bupati.

Meskipun demikian, Eisti'anah optimistis bahwa total produksi beras di Kabupaten Demak pada tahun 2024 tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Demak. Karena selama ini, Kabupaten Demak selalu surplus beras.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan menambahkan bahwa musim panen tanaman padi diperkirakan akan berakhir pada April 2024.

Hal itu, kata Agus, disebabkan karena terdapat beberapa kecamatan yang tanamannya mundur dari jadwal, dari rencana November 2023, mundur menjadi Desember 2023 dan ada yang baru mulai Januari 2024.

"Mudah-mudahan saat dipanen tidak ada serangan hama, sehingga petani tidak mengalami kerugian karena harga jual gabahnya saat ini juga mulai turun," ujarnya.

Agus berharap harga jual gabah kering panen tidak turun lagi, karena pekan ini harga jualnya sudah turun dari sebelumnya mencapai Rp8.400 per kilogram, kini menjadi Rp7 ribuan per kilogram.