JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap harga beras akan turun dalam waktu dekat ini. Penurunan harga beras ini seiring dengan masuknya musim panen raya di dalam negeri.
Sekadar informasi, panen raya pertama tahun ini akan dimulai pada awal Maret 2024 hingga akhir Maret 2024.
Saat ini, sambung Arief, sudah ada sejumlah wilayah yang mulai panen. Diantaranya, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sragen, Ngawi, Demak, Grobogan, Lampung, hingga Sumatera Selatan.
Lebih lanjut, Arief memprediksi pada panen raya kali ini produksi beras nasional yang dihasilkan cukup tinggi. Bahkan, angkanya mencapai 3 hingga 3,5 juta ton melebihi dari kebutuhan konsumsi nasional.
“Perlu disampaikan update perberasan nasional, harga akan mulai terkoreksi seiring berjalannya panen yang angkanya 3-3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5 sampai 2,6 (juta ton),” ujar Arief dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin, 4 Maret.
BACA JUGA:
Selain dari sisi stok, Arief mengatakan harga gabah kering panen (GKP) juga mempengaruhi harga jual beras di pasaran. Arief mengatakan jika harga gabah berada dikisaran Rp8.000 per kilogram (kg) maka harga beras di pasaran menjadi Rp18.000 per kg.
“Selalu kami sampaikan agar mudah menghitungnya, pak Menteri, para Gunbernur, bapak ibu semua kalau harga gabah Rp8.000-9.000, jadi harga berasnya tinggal kalikan 2, jadi harga berasnya Rp18.000,” ucapnya.
Kini, sambung Arief, sudah ada penurunan harga gabah sekitar Rp600 per kg. Dari semula Rp8.000 per kg, menjadi sekitar Rp7.400 per kg.
“Dan hari ini begitu harga gabah Rp7.000 (per kg) otomatis beras itu akan terkoreksi sekitar Rp2.000 jadi angkanya Rp14.000, kembali ke HET (Harga Eceran Tertinggi),” katanya.