Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengakui memang ada kenaikan harga beras premium di ritel modern. Kenaikan harga ini terjadi karena kurangnya suplai atau pasokan beras.

Seperti diketahui, harga beras premium terus mengalami kenaikan harga di pasaran.

Di ritel, harga beras premium jenis pandan wangi bahkan menyentuh harga Rp90.000 per 5kg.

“Kenyataannya demikian (naik). Karena beras itu belum panen raya dan tebusnya juga mahal. (Naik) baru akhir bulan ini,” katanya ditemui di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis, 23 Februari.

Roy menjelaskan, saat musim panen raya pun, hasil panen tidak bisa langsung menjadi beras, namun perlu diproses. Menurut dia, hal ini membutuhkan waktu.

“Kalau kita sudah dapat panen raya di akhir Maret. Ingat ya panen raya itu tidak bisa langsung jadi beras, pastikan di penggilingan dulu, dijemur, jadi masih ada waktu periode 1 bulanan lebih kurangnya baru sampe ke market,” ujarnya.

Namun, sambung Roy, ketika sudah mulai panen raya pada akhir Maret, maka harga beras premium bisa turun di pertengahan April.

“Karena panen yang di pertengahan Maret, di akhir Maret itu sudah digiling, pertengahan April udah masuk,” tuturnya.

Roy meyakini, harga bisa turun seminggu sebelum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.

“Bisa turun, begitu sudah panen raya. Begitu suplainya diguyur berlimpah, pasti demand-nya kan tetap maka bisa turun. Diprediksi setelah panen. Mudah-mudahan sebelum HBKN Idulfitri udah turun, satu minggu sebelum HBKN,” katanya.