Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus mendorong Ukraina untuk berani menyatakan laiknya mengangkat 'bendera putih' untuk merundingkan berakhirnya perang dengan Rusia.

Perang Ukraina-Rusia sejak invasi Moskow telah berlangsung selama dua tahun dan telah menewaskan puluhan ribu orang.

Mengutip Reuters, Minggu 10 Maret, Paus Fransiskus menyampaikan hal itu wawancara dengan stasiun televisi Swiss, RSI bulan lalu.

Wawancara itu dilakukan sebelum Presiden Turki Tayyip Erdogan menawarkan diri menjadi tuan rumah pertemuan Ukraina-Rusia guna mengakhiri perang.

Penawaran Erdogan itu terjadi saat disambangi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istanbul, Turki pada Jumat 8 Maret.

Sedangkan dalam pertemuan untuk mengakhiri perang itu, Zelensky menegaskan Ukraina ingin perdamaian, namun tidak akan menyerahkan wilayahnya di mana pun.

Dalam pertemuan itu, Zelensky juga meminta agar pasukan Rusia menarik diri dari seluruh wilayah Ukraina, termasuk upaya pemulihan perbatasan negaranya.

Di satu sisi, pernyataan Paus Fransiskus hingga saat ini belum ditanggapi oleh Ukraina.

Sebelumnya, Paus Fransiskus dimintai tanggapannya tentang silang pendapat agar Ukraina menyerah kepada Rusia lantaran belum juga mampu mengusir pasukan yang menginvasi.

Mereka yang pro terhadap hal itu disebut bakal mendorong partai terkuat di Ukraina untuk menggulirkannya.

Dalam momen wawancara dengan stasiun televisi RSI itu, pewawancara menggunakan istilah "bendera putih" saat mengajukan pertanyaannya kepada Paus Fransiskus.

“Itu adalah satu penafsiran, dan itu benar,” kata Paus Fransiskus saat sesi wawancara.

Momen wawancara dengan Paus Fransiskus itu akan disiarkan stasiun televisi RSI pada 20 Maret sebagai bagian dari program budaya baru.