Seperti Biasa, Jelang Ramadan Harga Telur Meroket Bikin Penjual dan Pembeli Sama-sama Mengeluh
Ilsutrasi telur/ Foto: IST

Bagikan:

JAKARTA – Menjelang Ramadan, harga kebutuhan pokok mulai mengalami perubahan. Kenaikan harga terjadi pada komoditas telur ayam di sejumlah agen penjualan telur di Jakarta Timur.

Beberapa agen telur ayam di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur menjualnya dengan harga Rp31 ribu perkilogram.

"Harga telur 31 ribu per kilogram kalau beli eceran di agen. Kalau kenaikan harga sejak seminggu lalu. Harga standar Rp26 sampai Rp27 ribu," kata Dwi, agen penjual telur, Rabu, 6 Maret.

Kenaikan harga dari Rp28 ribu menjadi Rp31 ribu ini terjadi hanya dalam waktu kurang dari satu pekan lalu. Kenaikan ini dikeluhkan oleh pedagang eceran telur ayam karena seiring harga naik maka pembeli pun berkurang.

"Pelanggan sebagian komplain, sebagian mengikuti. Pelanggan bilang kok telur naik terus. Saya bilang, dari belanjaannya juga naik," ucapnya.

Hingga memasuki bulan Ramadan, harga telur belum memperlihatkan tanda-tanda penurunan harga. Dwi juga tidak dapat memastikan harga akan turun atau tidak pada saat Ramadan.

"Susah diprediksi (ramadan), naik bertahap. Tahun kemarin Rp32-33 ribu perkilogram. Tahun ini belum bisa pastiin. Semoga bisa normal lagi dengan harga standar," katanya.

Kenaikan harga telur juga dikeluhkan oleh penjual telur eceran. Sebab, naiknya harga telur ayam di agen membuat biaya modal belanja ikut naik. Sementara animo pembeli justru berkurang.

Soleh, pedagang telur eceran berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menurunkan harga telur ayam agar tidak memberatkan masyarakat menjelang Ramadan.

"Belanja telur buat dijual lagi. Biasanya beli terakhir itu perkilo Rp31 ribu. Sebelum Rp29.500,00. Harganya naik terus. Terus terang saya keberatan. Biasa beli 45 kilo. Sekarang jadi mengurangi pembelian, biasa 70 kilo sekarang jadi 45 kilo," keluhnya.

Soleh berharap pemerintah dapat menekan harga telur agar kembali normal ke Rp25 ribu. Soleh juga kerap dikomplain oleh konsumen.

"Capek kita ladenin komplain ibu-ibu. Imbasnya mengurangi pembelian karena daya beli juga kurang," ucapnya.