Sterilisasi Masjid Istiqlal agar Masyarakat Terhindar dari COVID-19 saat Salat Jumat
Sterilisasi Masjid Istiqlal (Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah pusat melakukan pembersihan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat sebelum Salat Jumat berlangsung. Pembersihan ini dilakukan guna mensterilisasi kawasan masjid dari potensi penularan virus corona atau COVID-19. 

Bersih-bersih masjid Istiqlal dipantau langsung Presiden Joko Widodo. Jokowi ditemani oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Menteri Agama Fachrul Razi.

Jokowi memerhatikan sekeliling aula utama masjid sedang dibersihkan. Petugas penyemprot disinfektan terlihat menggunakan hazardous materials (hazmat) atau pakaian dekontaminasi. 

Petugas penyemprot disinfektan berjumlah 35 orang. Mereka terdiri dari anggota Palang Merah Indonesia (PMI) 15 orang, Kesdam Jaya 6 orang, Gegana 6 orang, Kodim Jakarta Pusat 6 orang, dan 2 orang KAI Daop 1.

Jokowi tak bertahan lama di Masjid Istiqlal. Ia bergegas meninjau Bandara Soekarno-Hatta untuk meninjau proses sterilisasi selanjutnya.

Setelah pembersihan selesai, Menteri Agama Fachrul Razi mengimbau semua masjid melakukan kegiatan pembersihan yang sama. Selain itu, Fachrul meminta seluruh masjid menggulung karpet yang digunakan untuk salat. 

Sebab, kata karpet merupakan satu sarana ibadah yang berpotensi besar menjadi media penularan virus corona.

"Imbauan untuk semua masjid menggulung semua karpet-karpetnya karena ternyata itu salah satu sumber penyakit. Kedua, melakukan penyemprotan antiseptik," kata Fachrul di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Maret. 

Selain itu, Fachrul juga meminta agar antar sesama masyarakat yang beribadah salat Jumat nanti untuk tidak bersalaman, apalagi bercipika-cipiki untuk sementara waktu. 

Mengingat, virus corona adalah penyakit yang ditularkan penderita terinfeksi lewat droplet, atau cairan dari dalam tubuh yang hingga ke media lain, sebelum masuk ke mata, hidung, dan mulut orang lain. 

"Kami garis bawahi juga, masalah pengambilan air wudu. Yakinkan betul-betul air itu mengalir dengan baik. Mudah-mudahan dengan itu akan menjadi lebih baik penularan penyakit menjadi lebih sedikit," ucapnya. 

Imbauan ini tak hanya datang dari pemerintah pusat. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut mengimbau agar masyarakat mewaspadai kegiatan berkumpul, seperti salat Jumat siang ini. Prinsip kewaspadaan ini, kata Anies, cukup sederhana. Jangan panik, tapi jangan pula menganggap enteng, jangan meremehkan. 

Imbauan Anies secara umum sama dengan pemerintah pusat. Pertama, Anies meminta masyarakat membawa sajadah sendiri atau bawa sapu tangan untuk alas sujud. Kedua, cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah kegiatan salat Jumat. 

"Ketiga, untuk sementara waktu, hindari jabat tangan. Hindari cium pipi. Gunakan metode lain untuk saling bersapa tanpa harus bersentuhan," ucapnya. 

Keempat, kata dia, bila sedang flu, sedang batuk, maka gunakan masker. Dan bila tiba-tiba akan batuk atau bersin, maka tutupi mulut dan hidung dengan tisu, atau dengan lipatan siku tangan. 

Sementara, kepada pengurus masjid, Anies berpesan untuk selalu selipkan pesan kewaspadaan tentang wabah ini kepada seluruh jemaah saat berkutbah. 

"Ingatkan untuk rajin cuci tangan dengan sabun dan hindari sentuhan fisik untuk sementara waktu. Mari kita tingkatkan doa dan tawakal kepada Allah. Semoga kota kita terhindar dari cobaan wabah ini," tutup Anies.