Bagikan:

JAKARTA - Masjid Istiqlal menegaskan tak akan ada kegiatan salat Idulfitri pada Minggu, 24 Mei atau 1 Syawal 1441 Hijriah. Begitu juga dengan takbir akbar yang biasanya rutin diadakan tiap tahun akan diganti dengan takbir secara virtual.

"Salat Idulfitri tidak ada. Takbir Akbar ada tapi virtual," kata Kepala Protokol Humas Masjid Istiqlal Abu Hurairah saat dihubungi wartawan, Sabtu, 23 Mei.

Bagi umat muslim yang ingin mengikuti takbir akbar ini bisa menyaksikannya di akun YouTube Masjid Istiqlal dan melalui siaran TVRI yang akan digelar setelah salat Isya. "Takbir akbar digelar setelah salat Isya, dan disiarkan secara langsung," ungkapnya.

Takbir akbar ini, nantinya akan dilaksanakan oleh lima orang yang akan menjadi imam dan muazin. Adapun pelaksanaan takbir akbar ini dikatakan Abu Hurairah sudah sesuai dengan protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran COVID-19.

Jemaah sedang melaksanakan salat di Masjid Istiqlal (Angga Nugraha/VOI)

Sejumlah pejabat juga nantinya akan memeriahkan lantunan takbir akbar dari Masjid Istiqlal ini. Termasuk Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang akan hadir lewat rekaman video. 

Sementara Imam Besar Masjid Istiqlal Kiai Haji Nasaruddin Umar akan memberikan sambutan secara langsung dari dalam masjid. "Iya, ada sambutan mulai dari imam besar, Menag, Presiden, Wapres, serta beberapa Gubernur," ujar Abu Hurairah.

Diketahui, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar meminta agar masyarakat tidak memaksakan diri untuk melaksanakan salat Idulfitri di masjid seperti Lebaran di tahun sebelumnya, karena pademi COVID-19. Utamanya, bagi masyarakat Jakarta yang biasa melaksanakan salat Idulfitri di Masjid Istiqlal.

Menurut dia, mencintai masjid adalah bagian yang paling membanggakan bagi umat Islam. Namun, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, masyarakat diminta meneladani kisah Rasulullah SAW yang meminta sahabatnya tidak usah datang ke masjid saat hujan deras.

"Rasulullah SAW pada suatu saat ketika di Madinah meminta sahabatnya tidak usah ke masjid karena hujan deras. Itu hujan air. Tapi di luar kita ini kan hujan corona,"

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar

"Hujan air saja Rasulallah meminta tidak usah ke masjid tapi salat lah di rumah, apalagi ini hujan virus corona yang sangat mematikan," imbuh dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga telah menegaskan, tak melarang masyarakat untuk beribadah dalam penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi COVID-19.

Dia memerintahkan bawahannya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai aturan beribadah selama penyebaran virus ini terjadi secara jelas. Termasuk beribadah di rumah.

"Saya minta betul-betul dijelaskan dan diberikan pemahaman disosialisasikan bahwa pemerintah tidak melarang untuk beribadah," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai persiapan Hari Raya Idulfitri yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 19 Mei.

Menurut dia, pemerintah tak pernah melarang warganya untuk beribadah. Sebab, melalui Kementerian Agama, pemerintah selalu mendorong semua umat beragama di Indonesia untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah warganya.

Jokowi menegaskan, selama ini pemerintah hanya mengimbau masyarakat untuk tetap beribadah di rumah. Imbauan ini, kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga sudah seringkali disampaikan sejak virus corona menyebar di Indonesia.

"Yang kami imbau, kami atur adalah pribadatan yang dilakukan sesuai protokol kesehatan," tegas dia.