Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku setiap hari minum temulawak, jahe, serai, kunyit yang dicampur jadi satu. Minuman ini sering dia konsumsi apalagi sejak menyebarnya virus corona alias Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.

”Ada juga yang namanya herbal empon-empon. Hati-hati, sekarang ini harganya naik sampai 5 kali lipat, 4 kali lipat. Jahe merah, temulawak, kunyit baru naik ini sampai 3, 4, 5 kali lipat. Biasanya saya mau cari itu mudah saya,” ujar Presiden dilansir dari setkab.go.id.

Jokowi menambahkan, minum ramuan ini dilakukan sehari tiga kali; pagi, siang, dan malam. ”Sekarang karena ada corona, saya minumnya pagi, siang, malam. Itu yang menyebabkan mungkin naik ya itu karena diminum enggak sekali tapi tiga kali,” kata dia.

Bukan hanya itu, Jokowi juga menyuguhkan minuman tersebut untuk tamu-tamu yang ingin menemui dirinya. ”Sekarang tamu-tamu saya kalau pagi, siang dan malam juga saya beri minuman itu. Bukan teh tapi saya ganti dengan temulawak, jahe, serai, kunyit campur jadi satu. Sudah,” ujarnya.

Rempah-rempah tersebut, menurut Jokowi, terutama berada di daerah-daerah Maluku dan Maluku Utara sehingga penting dihidupkan kembali.

”Kenapa tidak di sana hidupkan lagi yang namanya secara serius, dalam jumlah yang banyak rempah-rempah. Ada pala, kayu manis dan lain-lain,” katanya seraya mengingatkan bahwa pekerjaan ini yang belum fokus dikerjakan.

Untuk itu, Presiden mengajak untuk membuat klaster-klaster ini dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mampu menyusun manajemen ini. Dia menyatakan ini di sela-sela sambutan acara The 2nd Asian Agriculture and Food Forum (ASAAF) Tahun 2020, sekaligus Munas HKTI

”Klaster mana yang urusan buah-buah tropis, klaster mana yang urusan rempah-rempah, klaster mana yang urusan herbal empon-empon. Sehingga betul-betul pertanian kita ini benar-benar bisa menghidupi,” urai Jokowi.

Terkait urusan teknologi, Presiden menyampaikan sudah mulai bermunculan bagaimana mengecek tanaman pupuknya cukup atau tidak, mengecek airnya cukup atau tidak, ada semuanya aplikasi itu.

”Jangan biarkan lahan-lahan kosong yang tidak produktif, terutama di luar Jawa itu betul-betul masih menganggur dan tidak dimanfaatkan,” imbuhnya.