JAKARTA - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lolly Suhenty mengatakan bahwa pemungutan suara ulang (PSU) di Kuala Lumpur, Malaysia menjadi perhatian serius bagi lembaganya.
Lolly menjelaskan seluruh tahapan krusial, termasuk PSU. Terlebih, lanjut dia, PSU hanya dapat berlangsung satu kali atau tidak boleh dilakukan pengulangan.
"Enggak memungkinkan untuk terjadi ada pengulangan PSU. Oleh karena itu, memang ini jadi perhatian yang serius karena proses PSU ini sendiri atas rekomendasi Bawaslu," kata Lolly dikutip ANTARA, Senin, 4 Maret.
Bawaslu akan mencermati seluruh persiapan PSU Kuala Lumpur. Kemudian, ia menyebut pihaknya juga telah menyiapkan jajaran pengawas Bawaslu yang berada di Kuala Lumpur untuk dapat berkoordinasi lebih baik lagi.
Lolly menuturkan pihaknya belum mendapatkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) PSU di Kuala Lumpur. Walaupun demikian, ia mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi selalu dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Ya kita tunggu saja dari KPU karena beberapa hari ke belakang kami sudah melakukan koordinasi untuk memastikan nanti dpt yang akan ikut PSU itu sudah sesuai dengan yang kita sama-sama cermati ya dpt-nya. Jadi tunggu saja, pasti akan segera mungkin KPU menyampaikannya kepada publik," tuturnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan PSU di Kuala Lumpur, Malaysia, akan menggunakan dua metode dan berlangsung selama dua hari.
Adapun dua metode itu adalah pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS) dan kotak suara keliling (KSK).
"Metode yang akan digunakan untuk PSU di Kuala Lumpur, walaupun yang direkomendasikan itu metode KSK dan pos, tetapi untuk ke depan PSU kita akan menggunakan dua metode, yaitu metode TPS dan KSK," ujar Hasyim.
Dia mengatakan PSU metode KSK dilaksanakan pada 9 Maret 2024 dan metode pos dilaksanakan pada hari berikutnya, 10 Maret 2024.