JAKARTA – Tak punya biaya untuk sewa rumah, Aris terpaksa tinggal di bawah kolong jembatan Kanal Banjir Timur (KBT), Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Pria 43 tahun itu tinggal bersama dua orang anaknya di tempat yang sangat tidak layak.
Sudah beberapa bulan belakangan ini Aris bersama dua anaknya hidup di kolong jembatan. Mereka tidak menetap selamanya di tempat itu. Aris selalu berpindah tempat dan menggelandang di Jakarta Timur.
Baru-baru ini diketahui, pria pencari barang bekas itu menderita penyakit asma kronis dan batuk. Aris mulai tak berdaya untuk mencari barang bekas lagi. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Aris harus aktif.
Sayangnya perut tidak bisa negosiasi. Karena itu, agar mereka tetap punya penghasilan, maka kedua anaknya yang menggantikan peran bapaknya, mencari uang.
Fenomena sosial itu membuat pengurus lingkungan setempat melapor ke Sudin Sosial Jakarta Timur agar segera mengambil tindakan dengan melakukan rehabilitasi dan memberikan fasilitas kesehatan terhadap Aris beserta dua anaknya.
Petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Timur langsung menemui Aris dan dua anaknya untuk segera dievakuasi.
"Kami tadi dapat laporan dari masyarakat pondok kopi adanya orang terlantar, orang tua dan anaknya di kolong jembatan ini yang sakit. Kami dikirim foto-fotonya. Kami berkoordinasi dengan Satpol PP dan Polisi. Kami langsung menuju ke lokasi," kata Kasatpel Duren Sawit, El Bahruroji, Kamis, 22 Februari.
Kondisi Aris disebut memprihatinkan. Penyakitnya seolah menggerogoti tubuhnya yang kurus.
Kondisi Aris disebut memprihatinkan. Penyakitnya seolah menggerogoti tubuhnya yang kurus.
"Sebenarnya masih sadar dan berdiri, cuma suaranya sudah hampir hilang. Karena batuk kronis satu bulan ini. Karena mungkin kecapean dan makan tidak teratur," ujarnya.
Aris mendapat pertolongan pertama oleh tim medis ambulans gawat darurat Dinkes DKI Jakarta Timur. Aris akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Duren Sawit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
"Dibawa ke rumah sakit. Kami sempat bicara ke anaknya karena tidak mau ditinggal bapaknya, jangan tinggal di kolong jembatan lagi kalau sudah sembuh karena berbahaya di pinggiran kali. Sekarang kan musim hujan dan ada larangan dari pemerintah. Apalagi ada anaknya," katanya.