Pemprov Bali Pastikan Elpiji 3 Kg hanya Langka di Tingkat Pengecer Bukan Pangkalan
Sekda Bali Dewa Made Indra saat diwawancara soal kelangkaan elpiji 3 kg di Denpasar, Kamis (22/2/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

Bagikan:

DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali memastikan kelangkaan elpiji tiga kilogram hanya terjadi di tingkat pengecer bukan pangkalan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra menegaskan hal itu menanggapi keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg.

“Untuk elpiji 3 kg sebenarnya yang dimaksud langka itu adalah langka di beberapa pengecer, kalau di pangkalan dan agen itu tersedia. Sebenarnya aturan main yang kami siapkan adalah elpiji 3 kg itu dari agen ke pangkalan,” kata Dewa Made Indra dilansir ANTARA, Kamis, 22 Februari.

Menurutnya, dengan kondisi gas bersubsidi yang langka di pengecer maka masyarakat dapat beralih membeli langsung di pangkalan, dengan harga sesuai HET Rp18.000 dan pada akhirnya tepat sasaran karena terdata.

“Sekarang jumlah pangkalan resmi yang menjual elpiji 3 kg sudah 4 ribu lebih dan itu tersebar di seluruh Bali. Jadi kalau masyarakat datang ke pangkalan pasti dapat,” ujar Dewa Indra.

Pemprov Bali menyebut kondisi ini bukan berarti pengecer tak dapat lagi menjual gas melon ke masyarakat, namun batas saat pengecer membeli ke pangkalan yang diperketat lantaran stok tiap daerah sudah ditentukan pemerintah.

Tahun ini Pemprov Bali dijatah 215.448 metrik ton elpiji subsidi, menurut Sekda Dewa Indra dari koordinasinya dengan pihak terkait angka ini cukup termasuk untuk rangkaian hari raya akhir Februari hingga awal Maret 2024.

“Untuk rangkaian hari raya ini kami sudah berkoordinasi dan saya sudah menugaskan Kepala Dinas Ketenagakerjaan ESDM untuk koordinasi dengan Hiswana Migas dan Pertamina dan sudah diberikan garansi bahwa untuk rangkaian hari raya ini ketersediaan elpiji 3 kg pasti cukup,” kata dia.

Selain membahas kelangkaan gas subsidi, sebelumnya Pemprov Bali juga sudah melakukan rapat koordinasi bersama tim pengendalian inflasi daerah (TPID) membahas evaluasi dan stok bahan pangan.

Upaya-upaya ini dilakukan mengingat memasuki rentetan hari raya seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, dan memasuki bulan Ramadhan.

“Kami sudah evaluasi stok atau persediaan dari komoditas-komoditas yang akan meningkat permintaannya di hari raya. Kami sudah rapat dengan Bulog, BPS, dan lain-lain,” ujarnya.