Bagikan:

JAKARTA - Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat menemukan, klaim Israel terkait adanya staf badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza yang terlibat dalam serangan kelompok militan Hamas, tidak dapat diverifikasi secara independen.

Dewan Intelijen Nasional AS mengatakan dalam sebuah laporan pekan lalu, mereka "tidak yakin" mereka "tidak yakin" staf di badan PBB itu ikut serta dalam kekerasan di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, mengutip The National News dari The Wall Street Journal 22 Februari.

Kesimpulan "kepercayaan rendah" berarti komunitas intelijen AS percaya klaim Israel mungkin masuk akal, namun badan-badan Amerika tidak dapat mengonfirmasi klaim tersebut secara independen.

Israel menuduh belasan orang yang dipekerjakan oleh UNRWA terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas, yang menurut data Israel menewaskan sekitar 1.139 orang.

PBB memecat beberapa anggota yang disebutkan dalam tuduhan tersebut. Sementara yang lainnya tewas sejak Israel memulai operasi militernya di Gaza.

Klaim tersebut menyebabkan AS dan sejumlah negara yang menjadi pendonor UNRWA membekukan dana untuk badan yang bertanggung jawab memberikan bantuan kemanusiaan penting kepada pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki dan negara-negara di kawasan tersebut.

Laporan tersebut menambahkan, meskipun UNRWA secara rutin harus berkoordinasi dengan Hamas untuk beroperasi di Gaza, hal ini tidak berarti badan PBB tersebut secara langsung berkolaborasi dengan kelompok militan tersebut.

Temuan laporan intelijen tersebut sangat kontras dengan pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Bulan Januari, yang mengatakan tuduhan terhadap UNRWA “sangat, sangat kredibel”.

The Wall Street Journal juga melaporkan Israel belum "berbagi informasi intelijen mentah di balik penilaiannya dengan AS", meskipun terdapat hubungan keamanan yang kuat antara kedua negara.

Sebelumnya, Israel telah membagikan dokumen yang menguraikan tuduhannya, beserta rincian dari mana bukti-bukti tersebut berasal, kepada AS dan beberapa organisasi berita barat.

Terpisah, PBB telah memulai penyelidikan independen terhadap UNRWA untuk memverifikasi klaim Israel dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Namun, pimpinan PBB dan UNRWA mengatakan Israel belum membagikan bukti apa pun untuk membantu penyelidikan tersebut.

"Kami sekarang meminta negara Israel untuk bekerja sama sepenuhnya untuk memberikan bukti kepada tim investigasi," kata Direktur UNRWA Philippe Lazzarini kepada Haaretz pada Hari Rabu.