Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus Deputi Pemenangan Timnas Amin, Mardani Ali Sera, bicara soal wacana rekonsiliasi di tengah penghitungan suara Pilpres 2024. Mardani justru menyinggung oposisi sehat. 

Diketahui, Paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang menang berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count berencana akan rekonsiliasi dengan pihak yang kalah di Pemilu 2024. 

"Saya melihat rekonsiliasi itu tidak bermakna bahwa 01 gabung dengan 02, atau 03 gabung dengan 02," ujar Mardani, dikutip Sabtu, 17 Februari. 

Menurutnya, rekonsiliasi bisa berarti bahwa semua pihak mengakui kemenangan pasangan calon (Paslon) yang resmi diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Misalnya, jika Prabowo-Gibran menang berdasarkan real count KPU, maka Paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD konsisten akan berada di luar pemerintahan atau oposisi. 

Mardani menilai, komposisi itu akan membuat keseimbangan dan membangun oposisi sehat. 

"Membangun oposisi yang sehat, itu juga bagian dari rekonsiliasi," kata anggota Komisi II DPR RI itu. 

Legislator PKS dapil DKI Jakarta itu lantas bercerita soal pengalaman pada Pemilu 2019 lalu. Di mana PKS mendukung Prabowo Subianto. Namun saat Prabowo kalah dan memutuskan bergabung dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo, kata dia, PKS tetap istiqomah berada di jalur oposisi.

"Jadi rekonsiliasi tidak bermakna bahwa 01 gabung dengan 02, karena proposalnya beda," jelas Mardani.