Bagikan:

JAKARTA - Konflik di Gaza memicu lonjakan kematian jurnalis dan pekerja media pada tahun 2023, menurut sebuah laporan yang dirilis Kamis oleh Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ.)

Lebih dari 75 persen dari 99 jurnalis dan pekerja media yang kehilangan nyawa di seluruh dunia, meninggal dalam konflik Hamas-Israel di Gaza.

Jumlah korban tewas tersebut secara keseluruhan merupakan yang tertinggi yang dicatat CPJ sejak tahun 2015.

"Konflik ini merenggut nyawa lebih banyak jurnalis dalam tiga bulan, dibandingkan jumlah korban tewas di satu negara dalam satu tahun penuh," tulis Kathy Jones, wakil direktur editorial CPJ dalam laporan tersebut, melansir CNN 16 Februari.

Lebih jauh Jones menjelaskan, penyelidikan sulit dilakukan karena orang-orang yang seharusnya bisa memberikan lebih banyak informasi tentang kematian rekan kerja atau orang yang mereka cintai, juga telah terbunuh atau meninggalkan wilayah tersebut.

"Banyak keluarga korban jurnalis yang terbunuh bersama mereka di Gaza, rekan-rekan mereka meninggal atau melarikan diri, sementara otoritas militer Israel dengan tegas menyangkal mereka menargetkan jurnalis atau hanya memberikan sedikit informasi ketika mereka mengakui adanya pembunuhan terhadap jurnalis," tulis Jones.

Hampir semua jurnalis yang tewas dalam perang tersebut adalah warga Palestina, menurut laporan tersebut, dan Jones mengatakan CPJ "meningkatkan kekhawatiran mengenai kesengajaan menargetkan anggota media oleh militer Israel."

CPJ mengklasifikasikan pembunuhan semacam itu sebagai "pembunuhan", kata laporan itu.

Video yang dianalisis oleh CNN menunjukkan para jurnalis mengenakan pelindung tubuh yang dengan jelas diberi label "pers", ketika pasukan Israel menyerang Lebanon pada Bulan Oktober.

Jones mengatakan, komite tersebut melihat bukti yang menunjukkan Pasukan Pertahanan Israel menargetkan sekitar selusin jurnalis lain karena pekerjaan mereka.

Menanggapi laporan CPJ, Israel Defense Forces (IDF) mengatakan mereka telah melakukan upaya untuk mengurangi dampak buruk terhadap jurnalis.

"IDF mengambil semua tindakan yang layak secara operasional untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil termasuk jurnalis. IDF tidak pernah, dan tidak akan pernah, dengan sengaja menargetkan jurnalis," kata militer dalam sebuah pernyataan.