Bagikan:

JAKARTA - Bupati Aceh Jaya Provinsi Aceh Teuku Irfan TB menawarkan beasiswa kepada Riski Fajar Ramadhan (25). 

Riski sempat ditahan Polres Aceh Jaya beberapa waktu lalu karena merakit senjata api. Beruntung, hasil penyelidikan polisi, Riski tidak terlibat dengan kejahatan maupun organisasi kriminal.

“Kita akan panggil Riski bersama orang tuanya untuk ditanyakan apakah mau melanjutkan pendidikan hingga S-1, karena informasi yang kami terima Riski masih D-III Teknik Mesin, jadi untuk terus bisa mengembangkan keterampilannya kami tawarkan beasiswa,” kata Bupati  Teuku Irfan dilansir Antara, Kamis, 25 Februari. 

Bupati mengatakan apabila Riski menerima tawarannya, maka pemerintah daerah akan memfasilitasi biaya dan keperluan lain, supaya pemuda tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

"Jika tidak berminat, maka kita tanyakan apa yang diinginkan. Apalagi kita di Aceh Jaya juga ada balai latihan kerja (BLK), apakah kita minta Riski menjadi instruktur atau ingin mengembangkan secara personal, kita akan bantu sejauh itu positif," katanya.

Pemerintah daerah berkomitmen akan membantu pemuda Rizky untuk mengembangkan disiplin ilmu yang dimiliki.

"Sebagai aset daerah dengan keterampilan yang cukup langka nanti akan kita fasilitasi, apakah nanti dalam bentuk beasiswa lanjutan dari S-1 hingga S-2, kita akan tanyakan kembali kepada yang bersangkutan,” kata Teuku Irfan TB.

Sebelumnya, Riski Fajar Ramadhan, warga Desa Panton Makmur, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya itu sempat diamankan Polres Aceh Jaya karena merakit senjata api pada Rabu, 10 Februari lalu. 

Rabu, 24 Februari Riski dibebaskan setelah hasil penyelidikan polisi membuktikan bahwa pemuda itu tidak terlibat dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Setelah kita lakukan penyelidikan mendalam baik dari tim intelijen maupun Reskrim Polres Aceh Jaya, Riski tidak terlibat maupun terkontaminasi dengan KKB,” kata Wakapolres Aceh Jaya Kompol Rizal Antoni.

Oleh sebab itu polisi melakukan penerapan keadilan restoratif (restorative justice) karena Riski tidak berupaya untuk menyakiti orang lain maupun melepaskan diri dari negara Indonesia.

Wakapolres menyebutkan selain tidak terlibat dengan KKB, menurut keterangan saksi, Riski memiliki keahlian dalam merakit. Mengingat pemuda itu tercatat sebagai lulusan D-III Teknik Mesin, sehingga banyak melakukan eksperimen.

"Keahliannya itu di-sounding dengan media sosial atau Youtube sehingga mampu merakit senjata maupun drone serta keahlian lainnya yang tujuannya hanya untuk eksprimen," demikian Rizal Antoni.