Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, komentar mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump membahayakan militer aliansi militer tersebut.

Trump yang akan mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden AS November mendatang mengatakan, Rusia bisa melakukan apa saja terhadap negara anggota aliansi itu, mengabaikan klausul pertahanan kolektif, tidak akan menawarkan perlindungan AS, jika negara itu tidak memenuhi kewajiban finansialnya.

Dalam pernyataan Hari Minggu, Stoltenberg mengatakan komentar seperti itu menempatkan tentara Eropa dan Amerika pada risiko yang lebih tinggi.

"Setiap saran sekutu tidak akan saling membela akan melemahkan seluruh keamanan kami, termasuk AS, meningkatkan risiko bagi tentara Amerika dan Eropa," kata Stoltenberg, melansir CNN 12 Februari.

"Saya memperkirakan siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden, AS akan tetap menjadi sekutu NATO yang kuat dan berkomitmen," katanya, menegaskan setiap serangan terhadap negara NATO akan "ditanggapi dengan respons yang bersatu dan kuat."

Sebelumnya, selama menjabat sebagai Presiden AS, Trump berulang kali mencela kesenjangan pengeluaran dalam NATO dan menuduh beberapa negara tidak memenuhi kewajiban mereka. Dia juga mengkritik pakta pertahanan Amerika dengan sekutunya di Asia, Jepang dan Korea Selatan.

Komentar terbaru Trump datang pada Sabtu lalu, mengklaim "salah satu presiden sebuah negara besar" pernah bertanya kepadanya, apakah AS akan tetap membela negaranya jika mereka diserang oleh Rusia meski mereka "tidak membayar" kewajiban finansial aliansi.

"Tidak, saya tidak akan melindungi Anda," kata Trump mengingat ucapannya kepada presiden tersebut.

"Sebenarnya, saya akan mendorong mereka (Rusia) untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anda harus membayar. Anda harus membayar tagihan Anda," lanjutnya.

Gedung Putih pada Hari Sabtu mengecam komentar Trump sebagai "mengerikan dan tidak dapat diubah", membandingkannya dengan upaya Presiden Joe Biden untuk memperkuat aliansi Amerika demi keamanan nasionalnya.

Pertama kali dibentuk untuk memberikan keamanan kolektif bagi negara-negara Eropa dan Amerika Utara terhadap Uni Soviet, Pakta Pertahanan Atlantik Utara kini mencakup 31 negara di kawasan yang lebih luas.

Tercantum dalam Pasal 5 perjanjian, janji pertahanan kolektif, bahwa serangan terhadap satu negara anggota adalah serangan terhadap semua negara yang tergabung dalam aliansi.

Trump selama bertahun-tahun telah secara tidak akurat menggambarkan cara kerja pendanaan blok tersebut. NATO diketahui memiliki target setiap negara anggota membelanjakan minimal 2 persen produk domestik bruto untuk pertahanan.

Sebagian besar negara tidak memenuhi target tersebut. Namun angka tersebut merupakan pedoman dan bukan kontrak yang mengikat. Negara-negara anggota NATO tidak pernah gagal membayar bagian mereka dari anggaran bersama NATO untuk menjalankan organisasi tersebut.

Pada tahun 2022, tujuh negara memenuhi target 2 persen, naik dari tiga negara pada tahun 2014, dengan sekutu Eropa dan Kanada meningkatkan pengeluaran selama delapan tahun berturut-turut, menurut NATO.