Bagikan:

JAKARTA - Korban tewas dan luka-luka akibat serangan militer Israel terhadap Kota Rafah di selatan Gaza pada Hari Senin, yang dikatakan Israel sebagai bagian dari operasi pembebasan sandera mereka di kawasan tersebut.

Palestine Red Crescent Society (PRCS) pada Hari Senin mengatakan, korban tewas akibat serangan tersebut telah meningkat lebih dari 100 jiwa, dengan banyak korban yang masih terperangkap di bawah reruntuhan, menyebabkan jumlah korban tewas bisa terus bertambah, melansir CNN 12 Februari.

Sedangkan, jumlah korban luka-luka akibat serangan tersebut mencapai lebih dari 230 jiwa, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan, mengutip TASS dari Al Mayadeen.

Diberitakan sebelumnya, Operasi gabungan oleh Israel Defense Forces (IDF), dinas keamanan domestik Israel Shin Bet dan Unit Polisi Khusus di Rafah membebaskan Fernando Simon Marman (60) dan Louis Hare (70) kata militer Israel. Militer mengatakan, keduanya diculik oleh Hamas dari Kibbutz Nir Yitzhak pada 7 Oktober, kondisinya baik dan dibawa ke Kompleks Medis Tel Hashomer (Sheba Medical Center).

Operasi gabungan oleh Israel Defense Forces (IDF), dinas keamanan domestik Israel Shin Bet dan Unit Polisi Khusus di Rafah membebaskan Fernando Simon Marman (60) dan Louis Hare (70) kata militer Israel. Militer mengatakan, keduanya diculik oleh Hamas dari Kibbutz Nir Yitzhak pada 7 Oktober, kondisinya baik dan dibawa ke Kompleks Medis Tel Hashomer (Sheba Medical Center).

"Itu adalah operasi yang sangat kompleks," kata juru bicara militer Israel Letkol Richard Hecht, melansir Reuters.

Para sandera ditahan di lantai dua sebuah gedung yang dibobol dengan bahan peledak selama penggerebekan, yang menyebabkan baku tembak sengit dengan gedung-gedung di sekitarnya, kata Hecht.

"Kami sudah lama menyiapkan operasi ini. Kami menunggu kondisi yang tepat," lanjutnya.

Pada saat yang sama, lanjutnya, serangan udara dilakukan untuk memungkinkan pasukan ditarik dari lokasi operasi.

Sementara itu, juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, pasukan Israel melakukan operasi terkoordinasi terhadap target Hamas di Rafah untuk mengamankan pembebasan dua sandera.

Hagari mengatakan "operasi rahasia dengan ekstraksi di bawah tembakan" dimulai pada pukul 1:49 pagi waktu setempat, dan serangan udara menyusul pada pukul 1:50 pagi waktu setempat.