Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Drs Teten Masduki mengatakan bahwa 60 persen pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) masih didominasi oleh kaum ibu. Teten membuat istilah The Power of Emak-emak itu perlu didorong sehingga mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Pengembangan UMKM khususnya bagi para ‘emak emak’ ini diperlukan karena mereka masih terkendala oleh keuntungan yang masih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Ada tiga faktor penyebab pelaku UMKM belum bisa meraih keuntungan yang signifikan yakni karena bergerak di wilayah tak produktif, lalu penggunaan teknologi yang masih rendah serta berskala rumahan.

"Perempuan itu lebih tinggi dan kreatif dari laki-laki, akan tetapi untuk mengambil keuntungan masih unggul laki-laki," ujar Teten Masduki.

Usul dari Teten, guna meningkatkan keuntungan usahanya, pelaku UMKM perempuan harus didorong agar bisa masuk ke sektor produktif. Sektor ini, lanjut Teten, memang masih identik dengan laki-laki. Salah satunya adalah sektor pertanian dan perkebunan.

"Dua sektor ini yang perlu dilirik, yang kini masih dikuasai laki-laki," ujar Teten di Kantor PWI Pusat, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Februari.

Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengapresiasi dukungan dari Teten yang bersedia hadir pada acara Dialog Nasional UMKM yang diselenggarakan PWI.

Hendry mengatakan, keberadaan koperasi dan UMKM telah teruji dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

"Bagaimanapun keberadaan Koperasi dan UMKM ini telah teruji saat era krisis lalu, merekalah yg bertahan," ujar Hendry Ch Bangun.

Hadir dalam acara itu, Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, Sekjen PWI Sayid Iskandarsyah, Ketua Darma wanita Kementerian Investasi/BKPM Ny Sri Suparni Bahlil Lahadalia.