Bagikan:

JAKARTA - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyampaikan upaya pencegahan stunting dengan pemberian makan siang gratis untuk anak tidak efektif.

"Kalau sudah stunting, mesti dibawa ke rumah sakit, diatasi dokter anak, yang penting itu. Mencegah stunting itu saya sepakat semalam dengan pernyataan (yang mengatakan) mulainya itu dari sejak kandungan, lalu mulai dari dia 1.000 hari pertama," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin 5 Februari, disitat Antara.

Selain berfokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Piprim mengatakan pencegahan stunting yang benar juga harus berfokus pada penguatan protein hewani sejak masa kehamilan.

"Dan sebetulnya sejak dia wanita hamil itu, kemudian 1.000 HPK (yang penting). Jadi, fase keemasan itu di 1.000 hari pertama, itu yang harus kaya dengan (protein) hewani, saya kira mungkin itu yang harus disosialisasikan ya," tuturnya.

"Pemberian makan anak sekolah ya nanti nggak terkait dengan stunting, tapi untuk yang 1.000 hari pertama, saya kira itu yang sangat penting," sambung Piprim.

Untuk memperoleh protein hewani, Piprim menyebutkan susu sapi baik untuk dikonsumsi. Namun, susu bukan menjadi satu-satunya sumber protein hewani, karena protein hewani juga bisa didapatkan melalui ikan, ayam, dan telur.

Ia mengemukakan hal tersebut dalam rangka menanggapi hasil Debat Kelima Calon Presiden (Capres) Pemilu 2024 yang diadakan pada Minggu 4 Februari malam.

Pada acara tersebut capres nomor urut 2 Prabowo Subianto bertanya apakah capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo setuju mengenai program makan siang gratis guna mencegah stunting.

Ganjar pun meluruskan stunting hanya bisa dicegah ketika anak dalam kandungan dengan memberi asupan gizi kepada sang ibu hamil.​​​