Bagikan:

PALEMBANG - Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyebut tak mudah bagi menteri lain mengikuti jejak cawapresnya, Mahfud MD mundur sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Hal ini disampaikan untuk menanggapi pernyataan Jusuf Kalla atau JK. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu berharap Prabowo Subianto yang berkontestasi di Pilpres 2024 sebagai capres nomor urut dua bisa mengikuti jejak Mahfud MD mundur dari jabatan Menteri Pertahanan.

“(Mundur, red) itu butuh rasa, etika, kemauan,” kata Ganjar kepada wartawan setelah blusukan di Pasar 16 Ilir, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, 2 Februari.

Ganjar mengatakan tak ada kewajiban memang bagi menteri yang berkontestasi untuk mundur dari jabatannya. Sebab, regulasi juga tidak mengatur hal tersebut.

Hanya saja, eks Gubernur Jawa Tengah ini mengingatkan pentingnya soal etika dan integritas para tokoh yang maju. “Ingat, ya, regulasi itu kadang-kadang dalam suasana kebatinan masyarakat tidak selalu seperti yang diharapkan,” tegasnya.

“Maka butuh suasan etik, integritas, dan ada kepantasan dan kepatutan di sana,” sambung Ganjar.

Jusuf Kalla telah memberikan apresiasi terhadap keputusan Mahfud mundur sebagai Menko Polhukam. “Itu bagus (keputusannya, red). Kita tunggu lagi Pak Menhan,” tegasnya dalam acara Para Tokoh Bangsa demi Perubahan untuk Kemajuan Bangsa di Jakarta Selatan, Kamis, 1 Februari.

Katanya, Prabowo sebaiknya mundur agar tak bias ketika berpergian sebagai menteri atau berkampanye sebagai capres. “Supaya orang tidak bingung,” ujar JK.

JK kemudian menyinggung dirinya sebenarnya pernah melakukan hal serupa pada Pemilu 2004. Ketika itu, dia mundur dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) karena akan maju sebagai cawapres.

“Sebelum mendaftar (sebagai peserta pemilu, red), saya minta keluar,” pungkasnya.