Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menanggapi rencana Mahfud MD yang ingin mundur dari jabatan Menko Polhukam di Kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Mahfud mungkin malu lantaran diberi skor 5 oleh capresnya, Ganjar Pranowo. 

Habiburokhman heran jika Mahfud MD berniat mundur lantaran ingin memberi contoh pada pejabat aktif lainnya yang ikut berkontestasi di Pilpres 2024, dalam hal ini ditujukan ke paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Sebab, kata Habiburokhman, Undang-Undang memperbolehkan menteri aktif maju sebagai capres maupun cawapres. 

"Justru kita mempertanyakan, kalau menurut kami mundur nggak mundur sebagai menteri itu kan nggak diatur di UU. Karena UU memperbolehkan menteri aktif, maju sebagai capres atau cawapres," ujar Habiburokhman di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Rabu, 24 Januari. 

Apabila maksud Mahfud ingin mundur agar anggapan publik positif terhadapnya, Wakil Ketua Komisi III DPR itu mempertanyakan status setelah dinyatakan KPU sebagai peserta pilpres. Seharusnya, kata Habiburokhman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mundur pasca penetapan KPU.

"Kalau beliau beranggapan bahwa misalnya mundur itu nilainya positif daripada tidak mundur, lantas pasti rakyat yang menilai. Tadi saya ketemu rakyat di Jakarta Timur, bahasa warung kopi 'tolong tanyakan ke pak Mahfud kalau dia menganggap tidak mundurnya pejabat publik, seorang menteri menjadi cawapres atau capres, lantas apa yang beliau praktekkan di 72 hari kemarin'.  Sejak tanggal 13 November sampai hari ini hari ke 72, statusnya rangkap sebagai menteri aktif dan sebagai cawapres," beber Habiburokhman.

"Dan kalau sampai besok belum mundur mundur juga sampai Minggu depan, ya semakin banyaklah hari yang diisi dengan sesuatu yang negatif," sambungnya. 

 

Padahal, lanjut Habiburokhman, kampanye hanya tinggal 22 hari lagi dalam proses pemilu ini. Karena itu, Wakil Ketua Umum Gerindra itu mempertanyakan Mahfud mengapa baru sekarang menyatakan ingin mundur dari kabinet Jokowi. 

"Jadi sudah banyak sekali yang sudah dijalani, sudah 75 persen yang dilaksanakan, dengan rangkap status. Kenapa baru sekarang bilang? Nah ini kan pertanyaan rakyat dari arus bawah. Silakan saja pak Mahfud menjawab dan rakyat akan menilai," katanya. 

Menyoal Mahfud yang menyebut menunggu waktu atau timing yang tepat, Habiburokhman secara blak-blakan menilai Cawapres nomor urut 3 itu mungkin malu sudah diberi rapor merah oleh Ganjar yang merupakan capresnya. 

"Saya nggak ngerti, mungkin momentumnya apakah pak Mahfud merasa malu karena sebagai Menkopolhukam dikasih skor 5 sama pak Ganjar Pranowo? Kan mungkin seperti itu," kata Habiburokhman. 

"Atau apa mungkin ada momentum lain, dipermalukan lagi seperti itu baru mundur saya nggak ngerti deh," tutupnya.