Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengaku bingung dengan Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang menyebut Mahfud MD mundur dari kabinet sebagai teladan. Sebab menurutnya, sudah 79 hari Mahfud merangkap sebagai Menko Polhukam dan cawapres.

"Saya bingung kalau gimik politik disebut tauladan. Hari ini adalah hari ke-79 beliau rangkap status sebagai cawapres sekaligus Menko Polhukam," ujar Habiburokhman kepada wartawan, Jumat, 2 Februari.

Wakil Ketua Umum Gerindra itu pun heran, Mahfud baru menyatakan mundur jelang hari pencoblosan. Habiburokhman pun curiga langkah Mahfud tersebut hanya untuk menyelamatkan elektabilitas yang merosot.

"Cuma sisa 14 hari menjelang pencoblosan. Jadi kalau presentasinya sudah sekitar 84,9 persen dari rentang waktu penetapan paslon hingga pencoblosan beliau jalani dengan rangkap status," jelas Habiburokhman.

"Dan kalau murni sikap politik harusnya mundur sejak awal daftar. Kalau mundur di ujung begini patut dicurigai motifnya menyelamatkan elektabilitas, itu logika rakyat," sambungnya.

Kendati demikian, Habiburokhman tetap menghormati keputusan Mahfud. Wakil Ketua Komisi III DPR itu menilai, mundurnya Mahfud semakin memperjelas hanya Prabowo-Gibran yang mengusung keberlanjutan program Jokowi.

"Kami satu-satunya paslon yang akan menjaga dan mengamankan seluruh legacy Pak Jokowi yang saat ini sangat diapresiasi oleh sebagian besar rakyat," pungkasnya.