Bagikan:

JAKARTA - Vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kependidikan dimulai hari ini. Vaksinasi bagi guru, dosen, dan tenaga pendidik lainnya dimulai di SMA Negeri 70 Jakarta.

Usai meninjau pelaksanaan vaksinasi, Presiden Joko Widodo menargetkan sebanyak 5 juta guru telah divaksinasi dengan dua dosis penyuntikan sampai bulan Juni mendatang.

Dengan demikian, akan semakin banyak sekolah yang bisa kembali menerapkan pembelajaran tatap muka pada awal tahun ajaran 2021-2022 di bulan Juli.

"Karena tenaga pendidik, atau kependidikan, guru ini kita berikan prioritas agar nanti di awal semeser kedua pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan. Sehingga, di bulan Juli saat ajaran baru bisa berjalan dengan normal kembali," kata Jokowi di SMA Negeri 70 Jakarta, Rabu, 24 Februari.

Dalam tinjauannya, Jokowi didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana.

"Hari ini vaksinasi untuk tenaga pendidik dan pendidikan telah dimulai. Saya tadi menyaksikan semuanya berjalan lancar. Para guru, tenaga pendidik semuanya telah, yang di sini prosesnya telah dimulai," ucap Jokowi.

Setelah digelar pertama kali di Jakarta, Jokowi berharap pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga kependidikan juga segera dilanjutkan di provinsi lain.

Dalam program vaksinasi COVID-19 nasional, pemerintah menargetkan 181,5 juta sasaran vaksin. Mereka adalah masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas. Penerima vaksin mendapat dua kali dosis penyuntikan.

Pada tahap pertama, vaksin diperuntukkan bagi 1,5 juta tenaga kesehatan. Kemudian, pada tahap kedua, vaksinasi COVID-19 diperuntukkan bagi kelompok lansia dan petugas pelayanan publik. Sasarannya sebanyak 21,5 juta lansia dan 16,9 juta petugas pubik. 

Mereka adalah pedagang pasar, pendidik, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat, pejabat, pemerintah, ASN, TNI-Polri, petugas pariwisata, pelayanan publik, pekerja transportasi publik, atlet, serta pekerja media.

Selanjutnya, vaksinasi akan dilakukan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau penduduk yang tinggal di daerah dengan risiko penularan tinggi. Kemudian, masyarakat lainnya sebanyak 77,7 juta orang. Program ini akan dilakukan mulai April 2021 sampai Maret 2022.