Ingatkan Warga Mencoblos 14 Februari, Atikoh: Jangan Tergiur Rp100 Ribu atau Beras 5 Kg
Siti Atikoh yang merupakan istri dari capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo di Banyuwangi. (Ist)

Bagikan:

BANYUWANGI - Siti Atikoh yang merupakan istri dari capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo minta masyarakat berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari mendatang. Mereka diminta mencoblos pasangan yang mampu membangun Indonesia untuk lima tahun ke depan.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Halaqoh Kebangsaan di Yayasan Bumi Sroyo, Banyuwangi, Jawa Timur pada hari ini, Rabu, 24 Januari. Awalnya, Atikoh mengingatkan masyarakat punya hak untuk memilih yang harus dipergunakan dalam pesta demokrasi.

“Jadi dalam kesempatan ini saya ingin nderek (ikut) titip kepada bapak ibu semua pada 14 Februari datang ke TPS, nggih (ya), untuk memilih calon pemimpin agar pembangunan lima tahun ke depan benar-benar untuk kemakmuran rakyat indonesia,” kata Atikoh di hadapan warga yang hadir.

“Bukan untuk kemakmuran pribadi, bukan untuk kemakmuran keluarga, bukan untuk kemakmuran saudara-saudaranya tapi untuk seluruh masyarakat,” sambungnya.

Selain itu, Atikoh juga mengingatkan masyarakat tak menukarkan keyakinannya dengan uang maupun beras dan minyak. Sebab, nasib bangsa berada di tangan mereka.

“Jangan lupa memilih karena ini penting untuk pembangunan lima tahun ke depan dan jangan tergiur oleh uang Rp100 ribu, beras lima kilogram, minyak satu kilogram karena (pilihan, red) itu kan akan dibawa lima tahun. Kalau ada yang ngasih enggak apa-apa tapi yang dipilih harus sesuai hati nurani,” tegasnya.

Atikoh yakin pemimpin yang amanah bisa terpilih nantinya yaitu pasangan nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD jika masyarakat berbondong-bondong ke TPS. Apalagi, banyak program yang dibawa oleh pasangan calon nomor urut tiga ini.

“Insyaallah, Ganjar Pranowo-Mahfud MD programnya pro rakyat, kerjanya sat-set tas-tes,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Atikoh akan berkeliling Jawa Timur untuk bersafari politik. Ia mengawali kegiatan ini dari Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Malang, Blitar, Nganjuk, Jombang hingga Surabaya.

Safari semacam ini sudah beberapa kali dilakukannya. Di antaranya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, hingga Sulawesi Utara.