Bagikan:

JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyebut, pertanyaan Gibran Rakabuming  Raka terkait Greenflation ke Mahfud MD saat debat cawapres, tidak memiliki arah. Greenflation di Indonesia berbeda mekanisme dengan Eropa.

"Pertanyaan itu sendiri mengandung dua makna. Satu mengapa dipertanyakan, dua apa yang enggak jelas dari mekanisme di Indonesia yang memang berbeda dengan di Eropa. Makanya ini arah pertanyaan ke mana," kata Dewan Pakar TPN Satya Heraghandi, Senin 21 Januari.

Menurut Satya, berbicara energi di Indonesia, penyumbang terbanyak adalah energi untuk kendaraan sehari-hari yaitu BBM, dan energi listrik.

"Sekarang di Indonesia enggak ada apa-apa mengenai greenflation, tiba-tiba ada pertanyaan mengenai greenflation, dua-duanya (BBM dan listrik) harga relatif dikontrol oleh pemerintah. Jadi dia mau sumbernya atau energi bersih atau dari energi fossil fuel, saat ini tidak dibedakan harga jualnya," ucap Satya.

Satya juga menyinggung soal peristiwa rompi kuning di Perancis yang disebut Gibran sebagai contoh kasus Greenflation. Satya menyebut hal itu berbeda.

"Kebetulan yang diambil contohnya di Prancis, ada demo namanya rompi kuning. Ini beda betul," jelas Satya.

Demo rompi kuning di Prancis kata Satya terjadi ketika harga diesel dinaikkan untuk mengompensasi pembelian atau mekanisme teknologi untuk mengadakan negeri terbarukan dan energi yang lebih bersih.

"Ketika diesel tax ditambah, inilah terjadi yang namanya demo rompi kuning itu tadi," kata Satya.