PT Pindo Deli II Karawang Sudah 5 Kali Alami Kebocoran Gas dan Memakan Korban
Ilustrasi keracunan gas/ Foto; Antara

Bagikan:

JAKARTA - Bupati Karawang, Aep Syaepuloh mengungkap bahwa kebocoran gas di PT Pindo Deli II Karawang yang memakan 123 korban merupakan kejadian yang kelima kalinya.

"Keracunan ini merupakan yang ke lima kalinya. Kami akan secepatnya memberikan laporan. Kebocoran dari mana, apakah tempat yang sama dari pipa sambungan di tahun 2023, atau tempat yang berbeda," ujar Aep, dikutip dari Antara, Minggu 21 Januari.

Sementara itu Public Affair PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills-2, Adil Teguh, dalam keterangannya mengonfirmasi adanya kejadian terpaparnya warga oleh gas di sekitar lokasi pabrik pada Sabtu, 20 Januari, malam.

Peristiwa itu terjadi akibat terbukanya valve pada "chlorine storage" di atas standar yang seharusnya.

"Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan segera melakukan tindakan yang diperlukan. Sehingga kondisi ini dapat tertangani dengan cepat dan seluruh warga yang terdampak telah menerima pengobatan medis yang diperlukan," katanya.

Dalam melakukan penanganan, kata dia, pihak perusahaan bekerja sama dengan aparat berwenang dan pimpinan daerah setempat.

Manajemen PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills-2 juga diakui terus berkoordinasi dan memastikan kejadian tersebut tertangani dengan baik dan sesuai prosedur.

Disebutkan bahwa pihak perusahaan terus melakukan investigasi untuk memastikan penyebab utama termasuk kemungkinan adanya pelanggaran prosedur pengisian oleh operator.

Jumlah korban keracunan gas di Pabrik PT Pindo Deli II berjumlah 123 orang, mereka tercatat sebagai warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Karawang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Jawa Barat mengatakan bahwa saat ini para korban masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Kebocoran coustic soda PT Pindo Deli 2 yang terjadi pada Sabtu (20 Januari) malam mengakibatkan seratusan orang harus dirawat di rumah sakit," kata Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, Antara, Minggu, 21 Januari.

Ia mengatakan, ratusan orang yang terdampak peristiwa keracunan itu dibawa ke Rumah Sakit Rosella, Rumah Sakit Mandaya, Rumah Sakit Bayukarta dan Rumah Sakit Primaya.