Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan, (KSP) Moeldoko menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E. Denis Chaibi di gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu 17 Januari. Kunjungan tersebut dalam rangka memperkenalkan Chief Negotiator Uni Eropa yang baru, Fabien Gehl. 

Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko mendorong penyelesaian negosiasi Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang sudah berlangsung selama 8 tahun serta kebijakan hilirisasi di Indonesia.

“Kami berharap negosiasi IEU-CEPA dapat segera menemukan titik temu dan mengakomodir kepentingan bersama, dan Indonesia berkomitmen penuh atas hal tersebut,” ujar Moeldoko.

Moeldoko menyebutkan bahwa Uni Eropa merupakan partner strategis Indonesia di berbagai sektor, khususnya di sektor ekonomi. Dimana, Uni Eropa merupakan tujuan utama ekspor produk Indonesia yang ke-5 dengan nilai USD 21,5 miliar. 

Lebih lanjut, Moeldoko mengatakan Pemerintah Indonesia turut mendorong kesepakatan pada Trade Sustainable Development dengan fokus untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dan keberlanjutan dalam mewujudkan produk-produk lestari menjadi lebih kompetitif. 

Hal tersebut diterapkan Pemerintah Indonesia melalui berbagai upaya untuk mewujudkan standardisasi dan sertifikasi yang dapat diakui oleh Uni Eropa.

Antara lain, perbaikan Sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) serta Sistem Verifikasi Legal Kayu (SLVK) untuk produk kayu.

“Melalui IEU-CEPA, harapannya sertifikasi Indonesia dapat diakui oleh EU sehingga tidak perlu sertifikasi berbeda namun secara substansi sama,” imbuh Moeldoko.

Terkait dengan kebijakan hilirisasi di Indonesia, Moeldoko mengharapkan kebijakan ini tidak akan menghambat proses penyelesaian IEU-CEPA. Dari sisi Pemerintah Indonesia, kata Moeldoko, sudah melakukan berbagai praktik baik, diantaranya hilirisasi produk nikel. 

Moeldoko menambahkan saat ini sudah terdapat 40-an smelter nikel yang menghasilkan feronikel dan nikel pig iron, termasuk pabrik baterai mobil listrik dan pabrik mobil listrik. “Kami juga turut mengundang Uni Eropa untuk berinvestasi dalam mebangun pabrik pengolahan,” ungkapnya.

Sementara itu, Chief Negotiator EU, Fabien Gehl menyebutkan pihaknya juga berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi IEU-CEPA. Fabien menargetkan dalam 6 hingga 8 bulan kedepan akan segera mendapat kesepakatan yang diharapkan dapat memenuhi nilai tambah bagi kedua belah pihak.

”Secara spesifik kami berkeinginan untuk mengintensifkan komunikasi sehingga dapat menghasilkan konklusi,” ujarnya.