Bagikan:

BOGOR - Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya bersama jajarannya sempat menyampaikan beberapa regulasi diskriminatif Uni Eropa saat menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Selain menyoroti regulasi diskriminatif Uni Eropa, Presiden juga menekankan pentingnya mendorong penyelesaian negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA).

"Saya juga menyampaikan terkait beberapa regulasi EU (Uni Eropa) yang diskriminatif dan pentingnya mendorong penyelesaian negosiasi Indonesia-EU CEPA," kata Jokowi saat menyampaikan pernyataan pers bersama PM Fiala di Ruang Teratai Istana Bogor selepas pertemuan bilateral kedua negara dilansir ANTARA, Selasa, 18 April.

Pernyataan mengenai regulasi diskriminatif EU bukan kali pertama disampaikan oleh Presiden Jokowi.

Sebelumnya pada saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 40 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Uni Eropa di Manila, Filipina, pada 2017 silam, Presiden Jokowi juga menyerukan agar Uni Eropa menghentikan diskriminasi terhadap kelapa sawit.

Kala itu, Presiden Jokowi menyebut bahwa resolusi Parlemen Uni Eropa dan sejumlah negara Eropa mengenai kelapa sawit dan deforestasi serta berbagai kampanye hitam tidak saja merugikan kepentingan ekonomi, tetapi juga merusak citra negara produsen sawit.

Sementara itu, perundingan IEU CEPA yang diluncurkan sejak 18 Juli 2016 telah memasuki putaran ke-13 yang dilangsungkan di Bali pada Februari 2023 dengan pembahasan mengenai Paten, Merek, Desain Industri, dan Hak Cipta.

Dalam kesempatan yang sama PM Fiala menyatakan keyakinannya bahwa pertemuan kali ini dapat memperkuat hubungan Ceko-Indonesia.

"Saya dan Presiden Widodo yakin pertemuan ini akan memperkuat keterhubungan antara kedua negara," kata Fiala.

PM Fiala melakukan kunjungan bersama sejumlah delegasi yang merupakan kunjungan resmi tingkat kepala pemerintahan Ceko ke Indonesia.