Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Yoav Gallant memperingatkan Israel bisa memindahkan atau melakukan serangan seperti di Gaza terhadap Beirut, Ibu Kota Lebanon jika diperlukan, mengaitkan dengan keberadaan kelompok Hizbullah sekaligus memperingatkan Iran.

Israel tidak takut berperang dengan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon jika ada tekanan, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan kepada Wall Street Journal (WSJ) dalam sebuah wawancara pada Hari Minggu.

Membela perang Israel melawan Hamas di Gaza, Menhan Gallant menjelaskan di antara tujuan lainnya, hal ini bertujuan untuk memperingatkan Iran dan proksinya agar tidak melancarkan serangan serupa di masa depan.

"Pandangan dasar saya: Kami memerangi satu poros, bukan satu musuh," katanya, melansir The Times of Israel 9 januari.

"Iran sedang membangun kekuatan militer di sekitar Israel untuk menggunakannya," tandasnya.

Teheran mengklaim Hamas bertindak independen dalam serangan ke selatan Israel pada 7 Oktober. Kemarin,  IDF  mereka telah menemukan peralatan yang digunakan oleh Hamas untuk mengembangkan rudal berpemandu presisi di bawah pengawasan Iran.

Pada saat yang sama ketika Israel memerangi Hamas di perbatasan selatannya, Israel juga memerangi Hizbullah di perbatasan utara, meski lebih terbatas.

Menhan Gallant mengatakan "prioritasnya bukanlah berperang" dengan Hizbullah. Namun, "delapan puluh ribu orang harus dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat," lapor WSJ.

Gallant juga menyatakan, jika tidak ada kesepakatan yang dinegosiasikan untuk mewujudkan hal tersebut, maka Israel tidak akan segan melakukan tindakan militer, menambahkan “kami bersedia berkorban."

"Mereka melihat apa yang terjadi di Gaza. Mereka tahu kami bisa 'copy-paste' ke Beirut," kata Gallant kepada WSJ.

Pekan lalu, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidatonya pada Hari Jumat, serangan kelompok tersebut terhadap Israel bertujuan "untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah musuh dan menghentikan serangan terhadap Gaza" dan menegaskan kembali, kematian Saleh Al-Arouri, seorang tokoh senior di Hamas, di Beirut "tidak akan luput dari hukuman."

Pemimpin Hizbullah juga memperingatkan masyarakat di Israel utara akan menjadi pihak pertama yang menanggung dampak, jika terjadi konflik yang lebih luas.