Anies Disebut Gubernur Saleh karena Banjir selalu Datang di <i>Weekend</i>, Masih Ingat?
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto: Twitter @aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Video cuplikan wawancara Ketua Bamus Betawi Rahmat HS menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai gubernur yang saleh kembali beredar di media sosial. Sebab, banjir besar yang menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta kembali terjadi di akhir pekan yaitu Sabtu, 20 Februari.

Dalam sebuah acara talkshow yang tayang pada salah satu stasiun televisi pada Minggu, 23 Februari 2020 lalu, Rahmat menilai warga Jakarta harusnya bersyukur banjir terjadi saat hari libur. Kata dia, kalau Anies bukan gubernur yang saleh, banjir bisa saja terjadi saat hari kerja.

"Kita harus bersyukur, banjir besar kita selalu hari libur. Ini kalau bukan Anies gubernur saleh doanya ini (banjir, red) terjadi Senin, Selasa, Rabu," kata Rahmat dalam video tersebut.

Menurutnya, banjir di hari libur tak mengganggu banyak hal termasuk hari kerja masyarakat dan pelayanan publik.

"Kalau hari libur kan enggak mengganggu kerja, pelayanan masyarakat tidak diganggu, devisa Jakarta biasa ke puncak, ke mana-mana, di rumah. Belanja di warung. Ada hikmahnya," ungkapnya dalam video yang tersebar dalam durasi 24 detik tersebut.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah wilayah di DKI Jakarta mengalami banjir dengan ketinggian bervariasi pada Sabtu, 20 Februari akibat hujan deras yang terjadi sejak Jumat, 19 Februari lalu. Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan banjir di Ibu Kota khususnya Jakarta Timur dan Jakarta Selatan karena terjadinya cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi.

Dalam rapat koordinasi di Pintu Air Manggarai, dia menjelaskan curah hujan di Pasar Minggu mencapai 226 mm per hari, di Sunter Hulu 197 mm, di Halim Perdanakusuma sampai 176 mm, Lebak bulus 154 mm.

"Semua angka di atas 150 adalah kondisi ekstrem. Dalam pembagian skala, ada hujan lebat sampai 100 mm, kemudian, 100 mm-150 mm sangat lebat dan di atas 150 mm adlah hujan ekstrem," kata Anies di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Februari.

Sayangnya, kata Anies sistem drainase di DKI dibangun dengan daya tampung curah hujan antara 50 sampai 100 milimeter per hari. Drainase di kawasan tersebut tak mampu menampung air dengan curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan luapan air sampai pemukiman.

"Kapasitas sistem drainase di Jakarta itu berkisar 50 sampai 100 mm. Bila terjadi hujan di atas 100 mm per hari, maka pasti terjadi genangan karena memang kapasitasnya terbatas sampai 100 mm," ujar dia.

Oleh sebab itu, Anies akan memprioritaskan penanganan kepada warga yang tedampak banjir. Mulai dari persiapan tempat pengungsian, hingga evakuasi warga yang terjebak di pemukiman.