JAKARTA - Pekerja bantuan kemanusiaan PBB prihatin dengan kondisi yang terjadi Jalur Gaza, Palestina, saat ia merinci kondisi mengerikan di sana, penderitaan terjadi di mana-mana, tidak ada tempat aman bagi warga sipil yang mengungsi.
Ketua tim Gaza pada Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Gemma Connell mengatakan, dia telah menyaksikan tingkat kehancuran yang tinggi di wilayah kantong tersebut selama sebulan terakhir.
Banyak orang yang tiba di Gaza selatan "telah mengungsi tidak hanya sekali, tidak dua kali, tapi enam atau tujuh kali," katanya kepada CNN, seperti dikutip 5 Januari.
Lebih jauh Connell juga menggambarkan kondisi keputusasaan di wilayah utara.
"Sepanjang karir kemanusiaan saya, saya belum pernah melihat tingkat penderitaan, keputusasaan, dan kekurangan yang dialami orang-orang yang berada di seberang pos pemeriksaan itu," getir Connell.
"Tidak ada makanan, tidak ada air, dan persediaan medis sangat sedikit," tandasnya.
Lebih jauh Connell juga menolak tuduhan Israel, yang mengatakan badan pengungsi Palestina di PBB "menunda-nunda" ketika bantuan mengalir ke Gaza dari dua penyeberangan perbatasan selatan.
"Fakta kami semua di sini bangun setiap hari, berusaha mendapatkan bantuan, adalah bukti positif bahwa kami tidak mengulur waktu. Ada banyak tantangan," katanya, mengutip berbagai pemeriksaan yang harus dilalui truk bantuan.
Connell juga mengatakan perhatian lebih harus diberikan terhadap nasib 2,2 juta orang di Gaza yang sangat membutuhkan bantuan.
BACA JUGA:
"Ketakutan terbesar saya adalah dunia tidak melihat masyarakat Gaza sebagai manusia sebagaimana adanya," ungkapnya.
"Namun setiap hari, hal itulah yang saya lihat, adalah manusia di Gaza dan jumlah korban jiwa yang sangat besar dan dahsyat akibat perang terhadap manusia ini," pungkasnya.