JAKARTA - Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, mengungkap satu-satunya alasan dirinya meninggalkan PDI Perjuangan lalu mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden 2024.
"Ini satu-satunya alasan kenapa saya mendukung Pak Prabowo. Tadi mereka bicara aspek domestik, sosiologinya, mungkin juga antropologinya perilaku pemilih kita, tapi barang kali satu-satunya aspek untuk mendukung pak Prabowo, yaitu aspek geopolitik," ujar Budiman dalam diskusi bertajuk 'Ngobrol Bareng Pilpres Sekali Putaran' di Sekber Relawan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis, 4 Januari.
Budiman mengakui, aspek geopolitik ini tidak menjadi alasan saat dirinya mendukung Joko Widodo pada pilpres-pilpres sebelumnya. Karena itu, mantan kader PDIP sekaligus mantan aktivis 98 ini menilai, Prabowo harus menjadi presiden di 2024 mendatang.
"Mengapa Indonesia harus memenangankan Pak Prabowo? Kalau Pak Prabowo bicara bilang membela rakyat dan membela petani mungkin masih kalah dengan saya. Bukan hanya itu, kalau hanya menjual rakyat saya tidak akan terlalu terkesan. Semua juga bicara itu, dengan versinya masing-masing," kata Budiman.
"Dan dari dulu Pilpres kita juga seperti itu. Tapi baru kali ini saya melihat, dan ini tidak pernah saya pakai ketika saya mendukung Pak Jokowi dulu, tapi ini saya pakai ketika saya mendukung pak Prabowo, ini karena kita memperhatikan situasi geopolitik, geostrategi, geo ekonomi," sambungnya.
BACA JUGA:
Hanya karena alasan itu, Budiman mengaku rela meninggalkan PDIP yang ia dukung sejak sekolah dasar (SD). Dia pun menilai, Prabowo menang satu putaran adalah sebuah keharusan.
"Karena itulah salah satu kenapa saya meninggalkan partai saya sebelumnya. Itu menang satu putaran itu bukan pilihan kita. Kalau kita mau berfikir strategis, menang satu putaran itu bukan pilihan tapi suatu keharusan," ungkap Budiman.