Bagikan:

JAKARTA - Langkah PDI Perjuangan (PDIP) memecat Budiman Sudjatmiko sebagai kader dinilai sebagai upaya menjaga soliditas. Partai berlambang banteng ini tak mau keputusan pribadi mempengaruhi kader lain untuk memberikan dukungan ke calon presiden (capres) selain Ganjar Pranowo.

"Kalau dibiarkan (keputusan Budiman Sudjatmiko, red) akan merusak PDIP. Merusak persatuan, kesolidan di PDIP," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada VOI, Sabtu, 26 Agustus.

Ujang menilai keputusan Budiman untuk mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa saja karena berawal dari kekecewaan. Tapi, hal tersebut biasa terjadi menjelang pemilihan presiden (pilpres).

"Itu konsekuensi tiap menjelang pemilu di banyak partai," tegasnya.

"Selalu ada kekecewaan di internal terkait capres yang diusung sehingga berbuah ada kader yang lompat pagar, ada yang keluar," sambung Ujang.

Meski begitu, Budiman dianggap sudah siap dengan keputusan akhir yang diambil partainya. Sebab, dia tetap memberikan dukungan yang berbeda dengan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo.

"Jadi saya melihatnya ini dinamika, bagian dari hiruk pikuk dukung mendukung capres. Bisa jadi Budiman kecewa jadi ingin cari jalur lain, jalan lain dukungan lain sehingga apa yang dilakukan adalah sikap pribadi yang siap dengan konsekuensi," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Budiman resmi dipecat setelah adanya surat keputusan yang ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada Kamis, 24 Agustus.

"Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada saudara Budiman Sudjatmiko dari keanggotan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," bunyi surat pemecatan yang beredar dikutip pada Kamis, 24 Agustus.

Keberadaan surat tersebut dibenarkan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun. Katanya, surat ini merupakan rekomendasi sidang yang digelar Komite Disiplin DPP PDIP pada Senin, 21 Agustus.

"Sidang Komite Disiplin sudah mengeluarkan rekomendasi kepada DPP sejak hari Senin," kata Komarudin saat dikonfirmasi.

Sementara terkait pemecatan itu, Budiman bilang sudah menerima surat dan tak mau banyak berkomentar. Ia hanya menyebut momen ini sebagai salah satu akhir episode di karir politiknya.

“Saya cuma mau bilang bahwa saya sudah menerima suratnya dan terima kasih untuk semuanya,” kata Budiman saat dihubungi VOI, Kamis malam, 24 Agustus.

“Ini adalah pengakhiran dari satu episode dalam hidup saya,” sambungnya.