Bagikan:

JAKARTA - PDI Perjuangan batal memutuskan nasib Budiman Sudjatmiko usai mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024. PDIP mengaku saat ini lebih penting mengurus elektabilitas Capres Ganjar Pranowo ketimbang memikirkan sanksi bagi Budiman.

Semula, PDIP mengagendakan keputusan terkait sanksi terhadap Budiman, apakah mengundurkan diri atau sanksi pemecatan. Pengumuman itu dijadwalkan pukul 11.00 WIB, namun hingga pukul 14.00 WIB tidak ada pernyataan resmi di DPP PDIP.

Kepala Sekretariat DPP PDI Perjuangan, Adi Dharmo, mengatakan hari ini partainya tengah sibuk mengurusi kenaikan elektoral capres Ganjar Pranowo. Di mana dalam survei Litbang Kompas, elektabilitas orang nomor satu di Jawa Tengah itu ada di posisi puncak mengalahkan Prabowo Subianto.

"Hari ini PDI Perjuangan sedang fokus membahas hasil survei Indikator dan Kompas yang menunjukkan kenaikan elektoral Ganjar Pranowo dan terjadi rebound," ujar Adi kepada wartawan, Senin, 21 Agustus.

"Berbeda dengan trend elektoral Prabowo yang sudah mentok dan menunjukkan tren penurunan," sambungnya.

Menurut Adi, hal ini lebih penting ketimbang mengurusi masalah Budiman.

"Itu lebih penting sebagai momentum politik bagi pergerakan yang semakin masif untuk Ganjar Pranowo bersama parpol pengusung dan relawan," pungkasnya.

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan partainya akan memberikan sanksi disiplin tegas kepada kadernya, Budiman Sudjatmiko buntut deklarasi mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024. Sanksi tersebut akan diputuskan hari ini.

Hasto mengatakan sanksi berupa pengunduran diri atau pemecatan akan diumumkan Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun.

"Nanti, Pak Komarudin akan mengumumkan, yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas, opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," ujar Hasto dalam keterangannya, Minggu, 20 Agustus.