JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) resmi memecat kadernya, Budiman Sudjatmiko. Keputusan ini diambil gara-gara dia secara terang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). Padahal jelas-jelas PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo.
Pemecatan Budiman ini tertuang dalam keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Surat dikeluarkan pada Kamis, 24 Agustus.
"Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada saudara Budiman Sudjatmiko dari keanggotan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," bunyi surat pemecatan yang beredar dikutip Kamis, 24 Agustus.
Keberadaan surat tersebut dibenarkan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun. Katanya, surat ini merupakan rekomendasi sidang yang digelar Komite Disiplin DPP PDIP pada Senin, 21 Agustus.
"Sidang Komite Disiplin sudah mengeluarkan rekomendasi kepada DPP sejak hari Senin," kata Komarudin saat dikonfirmasi.
Komarudin tak mau bicara banyak soal pemecatan Budiman. Dia mengaku sedang keliling ke Maluku dan Papua untuk konsolidasi memenangkan capres PDIP Ganjar Pranowo.
Selain itu, dia sedang sibuk mengurus pendaftaran calon legislatif sementara (DCS) di dua wilayah tersebut. “Tentang sanksi yang dijatuhkan bisa dicek saja di sekretariat DPP," tegasnya.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Budiman secara terang-terangan menyatakan mendukung pencapresan Prabowo Subianto. Padahal, kader PDIP punya kewajiban untuk memenangkan Ganjar.
Sementara itu, Budiman sudah angkat bicara soal kemungkinan pemecatannya. Kata dia, lebih baik dia menjomblo daripada pindah ke partai lain.
Sebab, Budiman mengibaratkan hubungannya dengan PDIP seperti sepasang kekasih. Sehingga wajar apabila kehilangan pasangannya akan melewati masa berkabung yang cukup lama.
"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu," kata Budiman yang dikutip pada Rabu, 23 Agustus.
"Ya ibaratnya orang baru kehilagan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama, pasti kan berkabung dong. Gimana enggak berkabung, saya ini sudah kampanye PDI sejak kelas 6 SD," ucapnya.
Meski begitu, dia memikirkan opsi lain jika setelah menjomblo tak bisa kembali ke partai berlambang banteng tersebut. Termasuk, bergabung dengan partai lain.
"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni saya bisa daftar lagi (ke PDIP)," ujar mantan aktivis itu kepada wartawan.