LAMONGAN - Petugas Lapas Lamongan, Jawa Timur, menggagalkan senjata tajam diduga jimat melalui celana dalam. Jimat itu dibawa oleh pengunjung berinisial AM, untuk diberikan kepada keluarganya di dalam lapas.
"Dalihnya jimat itu untuk keselamatan. Ini terbongkar saat seorang pengunjung AM hendak mengunjungi keluarganya hari ini. Nah, sesuai SOP yang berlaku, AM harus melalui proses penggeledahan badan terlebih dahulu," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono, Kamis, 4 Januari.
Saat dilakukan penggeledahan, lanjut Heni, petugas mulai curiga dari gerak-gerik AM. Di antaranya cara berjalan AM aneh, dan merapatkan kedua kakinya saat digeledah petugas, terutama saat petugas berupaya memeriksa di bagian belakang tubuh AM.
"Jadi, AM ini semakin merapatkan kakinya sehingga petugas meminta AM untuk melepas celananya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya, petugas menemukan sebuah kantong kain berwarna merah di celana dalam pada tubuh bagian belakang AM," ujarnya.
Setelah dibuka, petugas menemukan selongsong kayu yang diselotip. Setelah selotip dibuka, ternyata di dalamnya terdapat besi runcing. "Sebagai bentuk kewaspadaan, kami sita benda tersebut, karena dikhawatirkan besi runcing tersebut akan digunakan sebagai senjata tajam," katanya.
Namun ketika diperiksa petugas, AM berdalih benda yang dibawanya merupakan jimat. Agar kakaknya yang sedang ditahan di Lapas Lamongan, BC, merasa aman.
"AM mengaku dititipi oleh kakeknya yang diperuntukkan kepada kakaknya yang merupakan warga binaan Lapas Lamongan berinisial BC," ujarnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Lapas Lamongan Mahrus menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi kepada AM maupun BC. Untuk AM, sanksi yang diberikan adalah tidak boleh mengunjungi siapapun ke Lapas Lamongan untuk enam bulan ke depan.
"Sedangkan hukuman untuk BC akan ditentukan melalui mekanisme sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP)," ujarnya.
Namun, beberapa Sanksi yang mungkin diberikan adalah berupa penundaan sementara kunjungan kepada BC atau bentuk hukuman lain yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
"Barang bukti telah kami sita. Pelaku AM kooperatif juga, sehingga pemeriksaan berjalan dengan lancar," katanya.