Bagikan:

SAMARINDA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun dari sore hingga malam hari menyebabkan banjir di 22 lokasi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Menurut Kepala BPBD Kota Samarinda Suwarso, curah hujan yang mencapai 79,8 milimeter dari pukul 17.00 sampai 19.00 WITA membuat air Sungai Mahakam meluap dan membanjiri daerah sekitarnya.

"Banjir terjadi akibat luapan Sungai Mahakam dan saluran air yang tidak mampu menampung debit air hujan," kata Suwarso dilansir ANTARA, Selasa, 2 Januari.

Menurut dia, banjir antara lain terjadi di area Jalan Pasundan, Simpang Awang Long, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Layang Juanda, Jalan Kebun Agung, Jalan K.S. Tubun, Jalan Antasari, Jalan Ahmad Dahlan, dan Simpang Diponegoro.

Simpang Agus Salim, Jalan Mugirejo, Simpang Lembuswana, Jalan Sentosa Dalam, Jalan Pelabuhan, Jalan Pelita, Jalan Kapten Sudjono, Jalan Katamso, Jalan Panglima Batur, Jalan M Yamin, Jalan Abdul Hasan, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Cendana juga tergenang.

"Tinggi muka air rata-rata di lokasi banjir berkisar 20 cm hingga 50 cm," kata Suwarso.

Saat banjir terjadi kebakaran akibat korsleting pada mesin perahu cepat di Kelurahan Baqa, Jalan Bung Tomo, Kecamatan Samarinda Seberang.

"Tanah longsor nihil. Hanya ada satu pohon tumbang di kawasan Universitas Mulawarman," katanya.

Dia mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan pada masa kondisi cuaca ekstrem.

Apabila membutuhkan bantuan atau informasi mengenai kebencanaan, maka warga bisa menghubungi BPBD Kota Samarinda melalui nomor 0541-2089-891.

"Kami siap melayani masyarakat korban banjir yang membutuhkan bantuan," kata Suwarso.

Ia menjelaskan Pemerintah Kota Samarinda telah berusaha mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang ditujukan untuk menanggulangi banjir di wilayah ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.

Proyek yang dia maksud meliputi normalisasi drainase, pengerukan sungai, dan penertiban permukiman di daerah bantaran sungai.

"Normalisasi drainase bertujuan untuk memperbesar kapasitas saluran air agar tidak meluap saat hujan," kata Suwarso.

Menurut dia, Pemerintah Kota Samarinda berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dalam pelaksanaan proyek pengerukan sedimen yang menyebabkan pendangkalan sungai.

"Penertiban rumah yang berada di wilayah bantaran sungai sudah dilakukan bertahap," katanya.