MATARAM - Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Nusa Tenggara Barat, Ruslan Turmudzi menilai komentar mantan Gubernur NTB, Zulkieflimasnyah yang menyebutkan hasil survei pasangan calon presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD hanya 9 persen di wilayah itu sebagai informasi ngawur dan tidak rasional.
"Kalau kita asumsi memakai data 2019 ada dua pasangan calon yakni Jokowi dan Prabowo, dengan kemenangan Prabowo saat itu. Kemudian hasil survei saat ini Prabowo 53 persen, itu berarti Prabowo tidak pernah turun di NTB, sehingga apa yang disampaikan Zulkieflimansyah itu tidak rasional dan ngawur sehingga patut diragukan karena dasarnya tidak jelas," ujarnya dilansir ANTARA, Selasa, 2 Januari.
Ruslan mengakui saat PDIP mengusung Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019, Jokowi tidak pernah menang di NTB, karena pada saat itu masyarakat NTB tidak menerima Jokowi.
Namun, pada pilpres 2024, Prabowo menggandeng putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden, sehingga dirinya pun berpandangan suara Prabowo juga akan bernasib sama seperti halnya Jokowi yang harus kalah di NTB.
"Hari ini Prabowo dipasangkan dengan putra Jokowi. Apa tidak terjadi perubahan pola pikir dari masyarakat kita. Tentu ini akan menjadi evaluasi kita, sehingga kalau kami kerja bahwa target kami harus melebihi target Pilpres 2019," terang Ketua Fraksi PDIP di DPRD NTB ini.
Menurutnya, masyarakat NTB sudah paham dengan dinamika politik nasional yang terjadi saat ini terkait pasangan nomor urut dua tersebut, sehingga masyarakat sudah berpikir rasional.
"Kalau kita melihat rekam jejak kandidat lebih mumpuni Ganjar-Mahfud, bahkan Pak Mahfud ini satu-satunya yang gelar-nya profesor, sehingga masyarakat NTB tidak buta melihat," tegasnya.
Selain ngawur dan tidak rasional, pihaknya menilai apa yang dikemukakan Zulkieflimansyah saat hadir di kegiatan NWDI, sudah tidak menganggap peran Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Padahal, TGB sendiri merupakan mantan Gubernur NTB dua periode dan memiliki pengaruh besar di NTB.
"Artinya tidak di anggap ketokohan TGB sama Zulkieflimansyah ini di NTB. Ketika TGB jadi Wakil Ketua TPN, berarti tidak ada pengaruh, sehingga perlu dipertanyakan juga kalau 9 persen hasil survei Ganjar-Mahfud tersebut," katanya.
BACA JUGA:
Sementara Ketua TPD Ganjar-Mahfud, Muzihir menganggap santai komentar mantan Gubernur NTB tersebut. Karena menurutnya pernyataan itu merupakan hal yang biasa, apalagi Zulkieflimansyah adalah kader PKS yang notabene-nya mengusung pasangan calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Amin.
"Boleh-boleh saja, namanya juga menguatkan yang pilihannya (Amin) tapi nyatanya juga pilihan PKS yang disampaikan-nya hasil survei-nya cuman 19 persen," ujarnya.
Meski demikian, Muzihir mempertanyakan hasil survei yang disampaikan Zulkieflimansyah tersebut. Apakah benar-benar hasil survei atau hanya komentar saja yang tidak memiliki dasar.
"Memang saya tidak melihat secara langsung, apakah itu hanya bicara atau hasil survei. Apakah itu survei yang benar atau survei abal-abal. Saya tidak tahu persis, apalagi katanya 6.000 responden yang di survei, apakah itu di Mataram saja atau Bima saja. Tetapi survei ini juga bisa berhasil, akurat kalau dia bisa mewakili semua kabupaten dan kota yang ada di NTB. Tetapi betul-betul mewakili semua lapisan masyarakat," katanya.
Politikus Partai Demokrat yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD NTB, Arahman H. Abidin mengaku bersyukur dengan pernyataan Zulkieflimansyah tersebut. Karena semakin menguatkan barisan untuk memenangkan Prabowo-Gibran di NTB.
"Kami bersyukur dong, apalagi Partai Demokrat sebagai partai pengusung Prabowo Gibran. Apalagi ini disampaikan oleh kubu Amin, kader utama PKS, sehingga lebih dipercaya. Jadi lebih objektif dan apa adanya. Kalau orang kita yang sampaikan mungkin ada pertanyaan dari orang lain. Jadi kerja TKN dan TKD itu bagus," katanya.